Hidayatullah.com–Sekelompok orang mengklaim berhasil menemukan sisa-sisa kapal Nabi Nuh yang terdampar di Gunung Ararat, Turki. Tapi para arkeolog dan lainnya skeptis atas temuan itu.
“Saya tidak tahu ada ekspedisi yang melakukan pencarian kapal tersebut kemudian tidak menemukannya,” kata Paul Zimansky, arkeolog dari Universitas Stony Brook, New York, kepada National Geographic.
Hari Senin lalu di Hong Kong, sekelompok orang dari Noah’s Ark Ministries International mengumumkan bahwa mereka berhasil menemukan kapal bersejarah tersebut.
“Itu bukan 100% pasti kapal Nabi Nuh, tapi menurut kami 99,9% memang itu kapalnya,” kata Yeung Wing-cheung, pembuat film yang bertualang bersama tim ekspedisi itu kepada Daily Mail.
Para anggota ekspedisi yang berasal dari Turki dan China mengatakan, mereka menemukan 7 buah kompartemen kayu yang besar tertutup timbunan salju pada ketinggian 13.000 kaki di atas permukaan laut pada tahun 2007 dan 2008. Kemudian pada bulan Oktober tahun lalu mereka kembali ke lokasi tersebut bersama dengan kru pembuat film.
“Strukturnya dipartisi menjadi beberapa ruang,” kata anggota Noah’s Ark Ministries International, Man-Fai, dalam sebuah pernyataan.
“Kami yakin struktur kayu yang kami masuki itu sama dengan struktur yang tercatat dalam sejarah.”
Menurut Bibel, Nabi Nuh membuat sebuah kapal besar atas perintah Tuhan dan memasukkan anggota keluarganya serta sepasang dari tiap jenis hewan untuk menyelamatkan diri dari banjir. Kemudian kapal tersebut berlabuh di Gunung Ararat.
Menurut tim itu, tes radiokarbon terhadap kayu yang berasal dari lokasi yang dirahasiakan itu menunjukkan bahwa kapalnya berusia 4.800 tahun.
Ahli biologi Todd Wood, yang juga Direktur Center for Origins Research di Bryan College, Tennesse-AS, menyatakan keraguannya atas penemuan tersebut. Dia meragukan akurasi tes karbon yang dilakukan dan menurutnya kayu-kayu dari kapal Nabi Nuh pasti sudah diambil orang untuk membangun rumah-rumah mereka setelah banjir besar surut.
“Saya sangat sangat skeptis kalau ini kapal Nabi Nuh,” ujarnya.
Pakar alkitab Jack Sasson dari Universitas Vanderbilt, Tennesse, juga mengutarakan keraguannya Nabi Nuh berlabuh di Gunung Ararat.
“Semuanya terasa ganjil, karena Bibel mengatakan kapal itu berlabuh di suatu tempat di Urartu,” katanya merujuk sebuah kerajaan kuno di Turki sebelah timur. “Baru belakangan ini saja orang-orang mengaitkan Gunung Ararat dengan Urartu.” [di/upi/hidayatullah.com]