Hidayatullah.com—Pemimpin politisi Pakatan Harapan (PH) Datuk Seri Anwar Ibrahim menuntut pemerintah memberikan penjelasan terkait dugaan pelaksanaan operasi oleh agen intelijen ‘Israel’ (Mossad) di negara itu baru-baru ini.
Hal ini mengikuti pengungkapan yang dibuat oleh media lokal pada hari Selasa tentang masuknya agen dari badan intelijen nasional ‘Israel’ yang diduga bertujuan untuk menculik seorang warga negara Palestina.
Anwar yang juga mantan Wakil Perdana Menteri mengatakan, Menteri Dalam Negeri Datuk Seri Hamzah Zainudin dan Menteri Senior Pertahanan Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein perlu memberikan penjelasan terkait masalah ini.
“Saya menuntut penjelasan dari Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan mengapa operasi militer yang berbasis di ‘Israel’, yang merupakan mesin intelijen ‘Israel’, dibiarkan terus berkeliaran di sekitar negara kita, terutama di Kuala Lumpur.
“Pada tahun 2018, ketika Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak mengetahui bahwa seorang mahasiswa PhD Palestina di Universitas Islam Internasional Malaysia (UIAM) telah dibunuh secara brutal oleh agen Mossad,” katanya dalam sebuah pernyataan melalui akun twitter @anwaribrahim.
“…Apa jaminan keamanan negara kita jika masih ada operasi musuh negara kita, Mossad yang berbasis di ‘Israel’ masih berkeliaran di negara kita,” katanya dalam sebuah pernyataan melalui video singkat yang dikutip Sinar Harian hari Selasa.

Menurut laporan tersebut, Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) dikatakan telah berhasil membongkar jaringan intelijen ‘Israel’, Mossad di Malaysia. Masalah ini terungkap ketika dua warga Malaysia diyakini telah ditangkap karena diduga terlibat dalam penculikan seorang warga Palestina pada akhir September.
Seorang wanita lokal berusia 30 tahun diyakini telah dilatih sebagai detektif swasta di Prancis sebelum direkrut oleh agen Mossad sebelum 2018 dan diduga mendalangi jaringan intelijen ‘Israel’ di negara tersebut. Mengomentari laporan tersebut, Hamzah pada Selasa mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri (KDN) sedang memeriksa tuduhan tersebut dan menjelaskan bahwa pengamatan dilakukan secara komprehensif.
Ia mengatakan, penangkapan akan segera dilakukan jika diperlukan. Pada tahun 2018, seorang warga Palestina yang juga seorang imam dari negara itu ditembak mati di area pejalan kaki di luar sebuah kondominium di Jalan Gombak, Setapak, di sini sambil berjalan menuju surau untuk menunaikan shalat Subuh.
Dalam peristiwa itu, dua tersangka pengendara sepeda motor BMW melepaskan tembakan jarak dekat ke arah Fadi yang juga dosen British Malaysian Institute Universitas Kuala Lumpur (UniKL BMI), yang diduga sebagai agen Mossad di Malaysia. Insiden penculikan warga Palestina di Malaysia oleh agen Mossad baru-baru ini dinilai sangat mengkhawatirkan.
Operasi yang gagal
Sebelumnya telah diberitakan The New Straits Times, Mossad telah menyewa agen berupa sekelompok orang Malaysia yang ditugaskan untuk menculik seorang programmer komputer Palestina yang diyakini zionis telah bekerja untuk Hamas.
Belakangan ternyata mereka mungkin telah menculik orang yang salah, hanya salah satu dari beberapa kesalahan ceroboh yang dilakukan oleh sang operator bayaran. “Para operator yang melakukan penculikan mungkin memiliki miskomunikasi dengan penghubung ‘Israel’ mereka dan beberapa orang Malaysia lainnya yang menunggu di chalet karena mereka ceroboh dan membiarkan orang Palestina lainnya pergi … penangkapan yang berharga,” harian itu mengutip sumber yang mengetahui insiden tersebut.

Laporan itu mengatakan para pelaku mencegat dua pria Palestina di dekat sebuah mal di Jalan Yap Kwan Seng. Mereka kemudian menyerang salah satu dari mereka, Omar ZM Albelbaisy Raeda, 31 tahun. Para penculik bayaran kemudian membawa Omar pergi, memperingatkan temannya untuk tidak ikut campur.
Identitas teman Omar belum diketahui. Namun, dia segera melapor ke polisi dengan rincian kendaraan para penculik.
Polisi lalu melacak mobil penculik ke sebuah rumah di Kuala Langat, Selangor, di mana para pelaku sedang melakukan penyiksaan dan interogasi sambil menerima instruksi dari bos ‘Israel’ mereka melalui panggilan video, menurut harian itu.
Polisi menggerebek ruangan di tengah interogasi dan menangkap sekitar lusinan pria Malaysia yang diyakini telah disewa oleh Mossad. Pekan lalu, 11 orang didakwa menculik Omar, semuanya menghadapi hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Mereka adalah Edy Ko’im Said, Mohamad Norakmal Hassan, Dody Junaidi, Tengku Arif Bongsu Tengku Hamid, Mohamad Naziree Mustapha, Faizull Hardey Mohd Isa, Muhammad Iqmal Abdul Rahis, Mohamad Sufian Saly, Muhammad Al Hatim Mohd Fauzi, Raibafie Amdan dan Nidarah Zainal.
Insiden terbaru ini mengingatkan pada serangan 2018 terhadap seorang aktivis Palestina terkemuka, Fadi al-Batsh, yang ditembak mati di Kuala Lumpur oleh dua penyerang yang diyakini sebagai agen Mossad. ‘Israel’ seringkali melakukan operasi militer rahasia terhadap warga Palestina di luar negeri.
Tahun lalu, laporan yang mengutip televisi ‘Israel’ mengatakan Zionis telah memerintahkan dinas rahasianya Shin Bet dan Mossad “untuk melenyapkan pejabat tinggi Hamas di dalam dan di luar negeri”, menyebut Malaysia bersama Iran, Turki dan Qatar sebagai negara yang membantu Hamas.*