Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find youHidayatullah.com—Demikianlah sepenggal lagu “Insha Allah” yang dilantunkan oleh Maher Zain. Maher, adalah seorang munsyid (sebutan untuk penyanyi Nasyid) asal Swedia ini.
Beberapa tahun ini, peminat lagu-lagi nasyid penyanyi berusia 28 tahun ini ibarat “tsunami”. Lihat saja, lebih dari sejuta orang telah mengunduh lagu Maher bertajuk Insya Allah melalui laman Youtube. Belum termasuk lagu-lagunya yang lain. Membernya di laman Facebook telah mencapai sekitar 334.177 orang.
Maher, asli Swedia keturunan Libanon, telah berjaya mendapat tempat musik dunia, khususnya di kalangan peminat lagu-lagu nasyid. Albumnya ‘Thank You Allah’ yang dirilis 1 November 2009 itu pernah duduk pada peringkat 1 di Amazon’s World Musik dan no 9 R&B. Lagu-lagunya banyak diminati anak-anak muda muslim di seluruh dunia.
Konser nya disambut antusias di Aljazair, Australia, Belgia, Kanada, Mesir, Belanda, Prancis, Swedia, dan Amerika.
Maher mengenal musik dari bapaknya, yang juga seorang penyanyi, di Laut Tengah Tripoli, Libanon yang indah. Terpesona oleh musik dan instrumen, sejak kecil Maher Zain memang sangat mengagumi musik. Di usianya yang ke 10, Maher kecil sudah mampu menguasai keyboard. Semenjak itu, musik menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari Maher.
Bakat musik Maher telah terlihat semenjak ia masih muda dengan menjadi produser musik di Swedia. Ia pernah bekerja pada musikus dunia, seperti Akon, Lady Gaga, Enrique Iglesias, Brendi, New Kids in The Blok, dan Michael Jackson. Namun menurut Maher, dunia musik yang ia geluti yang menawarkan banyak kemewahan membuat ia merasa ada yang kurang, dan bahkan ada yang salah.
“Saya sangat mencintai dunia musik, namun saya tidak menyukai hal-hal yang ada di sekilingnya, seperti ada yang salah dengan hal ini.”
Pada akhirnya Maher menemukan jawaban dari keraguannya dalam bermusik setelah ia bertemu dan tergabung dalam komunitas muslim yang ada di Stockholm. Semenjak itu Maher pun mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masjid dan ia merasa di sinilah arti sebuah rumah baginya.
Maher merasa bersyukur akhirnya dapat menemukan cara yang tepat, dan ia merasa sekarang gilirannya untuk membantu orang lain melalui musik untuk melakukan hal yang sama.
“Jika aku punya satu hal yang mana aku ingin sampaikan kepada orang di luar sana, bahwa sangatlah mudah untuk melihat jalan yang benar jika kita hanya membuka mata dan melihat dengan benar, itu yang terjadi padaku. “
Kini Maher bertekad mendakwakan Islam melalui musik. “Album saya “Thank You Allah” telah keluar! Anda bisa membelinya melalui iTunes, Amazon, dan Awakening Store (awakening.org). Banyak waktu, uang, dan usaha sudah dikeluarkan atas album ini. Marilah kita dukung musik Islami dan seniman Islam dengan membeli salinan resmi,” ujarnya di laman FB nya. [cha/yt/hidayatullah.com]