Hidayatullah.com–Jaksa Penuntut Umum Mesir, Abdel Magid Mahmud telah memanggil Mubarak dan putranya untuk dimintai keterangan tentang kasus korupsi dan penggunaan kekerasan terhadap demonstran damai.
Kabar ini diumumkan tidak lama setelah Mubarak mengeluarkan statement pertamanya sejak ia digulingkan dua-bulan lalu, membantah tuduhan korupsi.
Mantan Perdana Menteri Ahmed Nazif juga telah ditahan untuk pengusutan atas tuduhan korupsi.
Pemanggilan itu dilakukan setelah puluhan ribu demonstran menuntut pengusutan atas Mubarak dan keluarganya serta para mantan pejabat di era rezim diktator itu.
Sementara itu, Mubarak terpaksa akan menggunakan pengacara asing untuk membela keluarganya, yang tersandung kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang setelah sejumlah pengacara Mesir menolak memberi bantuan hukum.
Sedikit-dikitnya ada lima pengacara dari Inggris yang akan digunakan keluarga Mubarak, karena tidak satupun pengacara Mesir bersedia membela mereka, tulis surat kabar Al Ahram pada hari Ahad (10/4).
Mubarak mengatakan, ia berhak membela reputasinya dan ia membantah memiliki asset di luar negeri.
Pada hari Jum’at, Lapangan Tahrir di Kairo sekali lagi dipenuhi para demonstran yang menyerukan Mubarak dan keluarganya diadili karena korupsi.
Paling sedikit satu orang tewas dan puluhan cedera ketika tentara bergerak untuk mengosongkan lapangan itu.
Dilaporka pula bahwa demonstran Mesir menggelar protes terhadap Dewan Tinggi Militer di Bundaran Tahrir. Mereka menuntut kepada Marsekal Mohamed Hussein Tantawi untuk mundur.
Setidaknya enam pengunjuk rasa tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah pasukan keamanan menggunakan senjata dan pentungan untuk membubarkan massa di Bundaran Tahrir pada hari Sabtu.
Laporan sebelumnya mengatakan Mubarak dan mantan menteri perminyakan juga sedang diselidiki karena menjual gas dengan harga murah kepada Zionis Israel.
Kepala jaksa telah menerima bukti bahwa Mubarak dan Sameh Fahmi menjual gas alam ke Israel dan beberapa negara Barat dengan harga rendah. Fahmi baru-baru ini mengatakan kepada penyidik bahwa ia hanya melaksanakan perintah Mubarak.
Mesir memasok sekitar 40 persen kebutuhan gas Israel berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara Kairo dan Tel Aviv setelah kesepakatan damai 1979.
Selama 30 tahun kekuasaannya sejak terbunuhnya Presiden Anwar Sadat pada 1981, Mubarak dan keluarganya ditaksir menggelapkan uang negara sebanyak puluhan miliar dolar dan disimpan di bank-bank asing.*