Hidayatullah.com—Kenya memulai kampanye vaksinasi HPV di seluruh negeri dengan harapan mencegah sejumlah penyakit kanker, termasuk kanker serviks. Namun kelompok Katolik menentangnya.
Kenya merupakan negara Afrika ke-16 yang melakukan kampanye vaksinasi HPV.
Vaksin tersebut akan diberikan kepada anak-anak berusia 10 tahun, dan pihak berwenang berharap dapat menjangkau 800.000 anak dalam kurun 12 bulan pertama.
Pemerintah memiliki 1,3 juta dosis vaksin, yang akan diberikan bersama dengan vaksin rutin lain melalui pusat pelayanan kesehatan umum maupun swasta serta yang dikelola kelompok keagamaan.
Presiden Uhuru Kenyatta meluncurkan kampanye itu hari Jumat (18/10/2019) di kota pesisir Mombasa, dengan seruan agar rakyat aktif melakukan pemeriksaan rutin risiko penyakit kanker.
Dokter-dokter dari Gereja Katolik menentang kampanye vaksinasi itu dengan tuduhan vaksin yang dipakai dapat menimbulkan efek samping yang parah, termasuk kerusakan otak, kejang dan kelumpuhan.
Sejauh ini belum ada laporan tentang efek samping di negara-negara di mana vaksin itu sudah diberikan, lapor BBC.
Presiden Kenyatta, yang dia sendiri penganut Katolik, menjawab para pengkritik program vaksinasi itu.
“Jangan kita lupakan apa yang sains katakan tentang vaksin. Meskipun kita tidak dapat membasminya, paling tidak kita meminimalisirnya dengan melindungi anak-anak dan keluarga kita,” katanya.
Menteri Kesehatan Sicily Kariuki mengatakan dua dosis vaksin tersebut akan diberikan dengan jarak enak bulan.
Data dari Kementerian Kesehatan Kenya menunjukkan bahwa lebih dari 3.200 wanita meninggal dunia akibat kanker serviks tahun lalu. Keseluruhan ada 5.200 kasus.*