Hidayatullah.com–Menurut sensus, jumlah halaqah tahfidz al Qur`an di Saudi sebanyak 24450 dengan pengajar sebanyak 20919 orang. Dari jumlah pengajar tersebut, pengajar lokal hanya 5 persen, demikian lansir alarabiya.net (27/10). Pihak Saudi merasa kesulitan mengawasi jumlah halaqah sebanyak ini yang jumlahnya melebihi pendidikan formal di Saudi. Sedangkan pihak Saudi sendiri mengaku masih kewalahan mengawasi pendidikan formalnya. Mengatasi hal itu pihak kementerian dalam negeri melayangkan keputusan kepada Menteri Urusan Islam dan Waqaf, agar membatasi pengajar, mereka yang memenuhi syarat bisa mengajar pera pelajar Saudi. Sebagian pihak menilai keputusan ini sebagai upaya penutupan halaqah-halaqah tahfidz al Qur`an. Namun, Ahmad Al Amri, salah satu peneliti Muslim di Saudi menyebutkan, bahwa Kementerian Urusan Islam sangat merespon baik halaqah-halaqah tersebut, dan pengajaran al Qur’an tidak dibatasi hanya kepada orang-orang Saudi saja. Hanya saja aktivitas-aktivitas halaqah terus dipantau, bukan dilarang. Menurut Penulis Saudi, Dr. Ali Sa’d Musa, pengawasan dilakukan untuk menghindarkan para pelajar dari pemikiran menyimpang dan pemahaman sesat. “Halaqah-halaqah itu diaktifkan oleh para pengajar yang berasal dari India dan sekitarnya serta salah satu negara Arab, dan kita tidak tahu latar belakang pemikiran dan aqidah yang mereka bawa.” [tho/aby/hidayatullah.com]