Hidayatullah.com –Agen mata-mata luar negeri Inggris, M-16, ternyata tidak sepandai yang dibayangkan. Mereka memberi uang suap kepada seorang penjaga toko, yang disangkanya pemimpin Taliban.
Para agen M16 dilaporkan telah memberi uang ratusan ribu dolar kepada seorang pria yang mereka yakini sebagai salah satu pejuang Taliban paling top, Mullar Akhtar Muhammad Mansur. Demikian Times dan Washington Post Jumat (26/11) mengutip pernyataan pejabat Afghanistan.
Kini diketahui bahwa pria yang mereka suap tersebut hanyalah seorang pejuang kecil atau pemilik toko di kota Quetta, Pakistan.
Dalam sebuah wawancara dengan WP, kepala staf Presiden Hamid Karzai, Muhammad Umar Daudzai, mengatakan bahwa Inggris membawa orang yang dikira Mullah Mansur itu menemui Karzai pada bulan Juli atau Agustus.
Namun seorang Afghanistan yang ikut dalam pertemuan tersebut tahu bahwa pria itu bukanlah Mullah Mansur yang sebenarnya.
“Ini menunjukkan bahwa proses ini harus dipimpin oleh Afghanistan dan dilakukan sepenuhnya oleh orang Afghanistan,” kata Daudzai.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat dan negara-negara yang punya andil dalam perang di Afghanistan berupaya menundukkan Taliban tanpa senjata, dengan cara memberikan uang dan menawarkan berbagai fasilitas. Baca berita sebelumnya Rencana Membeli Taliban Akan Direalisasikan?
“Pelajaran terakhir yang kami dapat dari kejadian ini: (negara-negara) partner internasional seharusnya tidak terburu senang dengan hal-hal tersebut … Orang Afghanistan (lebih tahu) tentang masalah ini, bagaimana menanganinya,” tambah Daudzai.
Menurut Times, M16 menerbangkan pria penjaga toko itu ke Kabul beberapa kali karena disangka Mullah Mansur, seorang mantar menteri Taliban dan orang nomor dua setelah Mullah Omar dalam hal kepemimpinan.
“Intelijen Inggris naif, dan pihak kami berangan-angan,” kata seorang pejabat Afghanistan kepada Times, seakan menyesali ‘kebodohan’ mereka.
Para pejabat Afghanistan mengatakan kepada Times bahwa Karzai bertemu dengan Mullar Mansur palsu dalam sebuah pertemuan di istananya di Kabul. Namun kabar tentang adanya pertemuan itu disangkal Karzai pada hari Selasa lalu.
Diyakini bahwa Amerika membantu Inggris mengecek informasi tentang pria itu lewat jalur intelijen, lapor Times.
Kepada media tersebut mantan perwakilan AS untuk kota Kandahar, Bill Haris, mengatakan bahwa kesalahan yang memalukan itu bukan salah Inggris saja. “Kejadian bodoh seperti ini hasil kerja tim,” katanya.
Keraguan mulai muncul bulan lalu ketika seorang pejabat Afghanistan yang pernah bertemu Mullah Mansur mengatakan bahwa pria yang hadir dalam pertemuan dengan pemimpin pemerintah Afghanistan dan pasukan asing bukanlah orang yang sama. Demikian lapor New York Times. Orang yang berpura-pura menjadi Mullah Mansur itu pun kemudian menghilang.
Sebuah sumber menagatakan kepada Times bahwa seharusnya pihak Afghanistan sendiri yang menunjuk wakil Taliban untuk berunding. “Kadang NATO tidak bisa membedakan pemimpin Taliban yang berjenggot dan berturban satu dengan yang lain.”
Ternyata intelijen AS dan Inggris serta pasukan NATO yang dilengkapi persenjataan canggih itu tetap saja tidak pandai mengenali siapa yang mereka hadapi di Afghanistan, meskipun sudah bertahun-tahun bercokol di sana.[di/agc/wb/ hidayatullah.com]