Hidayatullah.com–Para cendekiawan Amerika Serikat itu membela Tariq karena sebelumnya pemerintah AS telah membatalkan visa cendekiawan Islam itu.
Media AS menganggap tindakan Washington itu terjadi sebagai sikap pemerintah AS setelah guru besar Islamic Studies di Universitas Fribourg, Swiss ini sebelumnya banyak mengkritik serangan AS ke Iraq serta dukungan Washington terhadap Israel.
Dalam sepucuk surat yang kirim oleh Pusat Kajian Islam dan Demokrasi (CSID), lembaga itu mendesak Direktur Keamanan Dalam Negeri AS, Tom Ridge supaya mengeluarkan izin kerja pada warga Switzerland itu.
“Meskipun Dr Tariq Ramadan menyuarakan kritikan terhadap sebagian kebijakan AS dan Israel di Palestina, Iraq dan dukungan Amerika terhadap rejimdiktator di Timur Tengah, namun, pandangan sedemikian tidak boleh dipakai untuk membatalkan visa nya,” ujar salah satu isi surat itu yang disiarkan oleh Agence France-Presse (AFP).
Dosen perbandingan filsafat Barat dan Islam di Universitas Fribourg, Swiss menurut rencana akan mendapatkan tugas mengajar di Universitas Notre Dame, di South Bend, Indiana. Namun visa Tariq mendadak dibatalkan oleh pemerintah AS tanpa alasan yang jelas.
Pria kelahiran Swiss berusia 40 tahun ini terkenal di Eropa karena pandangannya mengenai ‘jalan ketiga’.
Tariq adalah cucu Hassan Al-Banna, pendiri dan pimpinan pertama gerakan da’wah Al-Ikhwanul Muslimun di Mesir, dan menjadi inti perlawanan terhadap penjajahan Barat di Timur Tengah tahun 1940-an sampai 1960-an. Ayahnya, Sayyid Ramadhan hijrah ke Swiss awal tahun 60-an karena tekanan politik. (afp/hid/cha)