Hidayatullah.com–Partai oposisi terbesar Mesir, Ikhwanul Muslimin, memutuskan memboikot Pemilu parlemen putaran kedua setelah pada putaran pertama terjadi berbagai penyimpangan dan kecurangan oleh partai berkuasa negara ini.
Ikhwanul Muslimin mengkonfirmasikan rencana boikotnya atas putaran kedua Pemilu parlemen yang dijadwalkan digelar 5 Desember mendatang.
Ikhwanul Muslimin dan partai Wafd yang sekuler hari Rabu mengumumkan tidak akan ikut dalam Pemilu. Kedua pihak boleh dikatakan tak mendapat kursi dalam Pemilu putaran pertama.
Ikhwanul Muslimin tidak memenangkan satu kursi pun, meskipun kelompok itu memenangkan sekitar seperlima kursi pada pemilu tahun 2005. Dua kandidat memenangkan kursi untuk Wafd, partai oposisi terbesar kedua di Mesir.
Menurut Ikhwanul Muslimin, pihaknya bahkan gagal meraih satu kursi di babak pertama pemungutan suara dan hanya 21 dari 130 calonnya yang dapat mengikuti putaran selanjutnya.
Partai oposisi itu menuding partai berkuasa pimpinan Presiden Husni Mubarak telah memanipulasi suara untuk memastikan kemenangan mutlak.
Seorang pejabat Ikhwanul Muslimin, Essam el-Erian mengatakan, “Sepanjang malam komite Pemilu di berbagai wilayah menghitung suara dan kemudian mengubahnya.”
“Ini merupakan pemilu yang penuh kecurangan dan tidak sah,” tambahnya.
Pimpinan Ikhwan, Mohammed Badie mengatakan Pemilu tersebut telah mengekspos pemerintah Mesir sebagai “rezim tirani yang melanggar hukum dan korup.”
Sementara itu, pemerintah Mesir mengatakan sewaktu proses Pemilu itu, memang ada insiden kecurangan kecil.
Ikhanul Muslimin yang menang sekitar seperlima dari kursi parlemen pada pemilihan sebelumnya, kini memprotes menyusul para kandidatnya diusir dari tempat pemungutan suara dan banyak pendukung mereka tidak diizinkan untuk memilih.
Mereka menambahkan bahwa partai berkuasa berusaha mencegah para pesaingnya untuk mengulangi kesuksesan mereka pada tahun 2005.
Sementara itu, partai liberal Wafd, juga mundur dari Pemilu.
Menurut Sekretaris Jenderal Partai Wafd, Munir Fakhir Abdel Nur kemarin (1/12) kepada AFP, “Kami akan menarik diri dari pemilu. Dua kandidat yang memenangi kursi di babak pertama juga akan ditarik mundur,” dikutip AFP, Munir Fakhir Abdel Nur, yang mengatakan pada hari Rabu.
Laporan mengenai berbagai masalah, intimidasi dan kecurangan dalam pemilihan umum parlemen Mesir dinilai oleh pakar politik telah merusak reputasi negara ini. [irb/bbc/cha/hidayatullah.com]