Hidayatullah.com–Parlemen Turki hari ini, Rabu (08/06/2017) diperkirakan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) yang membolehkan pasukannya dikerahkan ke pangkalan militernya di Qatar, kata pejabat partai AKP.
Langkah itu dilihat untuk mendukung Qatar yang menghadapi krisis diplomatik dan perdagangan dari lima negara Arab lain – Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Yaman dan Mesir.
Senin lalu, lima negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha dan menutup wilayah udara mereka untuk penerbangan komersial Qatar, atas tuduhan membantu militan. Qatar menyangkal tuduhan itu.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebelumnya mengkritik tindakan lima negara Arab itu dengan mengatakan, sanksi dan boikot atas Qatar tidak menyelesaikan masalah dan menjamin akan melakukan apa yang terbaik bagi menyelesaikan masalah itu.
Baca: Presiden Erdogan Lakukan Serangkaian Pembicaraan Terkait Perkembangan Qatar
Anggota Parlemen Turki berencana membahas dua isu hukum yaitu mengizinkan tentara Turki dikirim ke Qatar dan menyetujui perjanjian antara kedua negara mengenai kerjasama latihan militer.
RUU itu diharapkan disetujui pada sidang parlemen hari ini, tanpa masalah.
Sebagaimana diketahui, Turki adalah sekutu Qatar. Turki menempatkan pangkalan militernya di Qatar, yang pertama di Timur Tengah, sebagai bagian dari perjanjian ditandatangani pada 2014.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada akhir 2015, duta besar Turki untuk Qatar, Ahmet Demirok pernah mengungkapkan, pangkalan militer Turki di Qatar nantinya akan dihuni sekitar 3.000 prajurit. Di sana, mereka juga akan menggelar latihan bersama.
Baca: Turki Siap Memfasilitasi Negara yang Berseteru dengan Qatar Berdialog
Tahun lalu, Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, mengunjungi pangkalan yang memiliki 150 anggota pasukannya.
Selain itu Turki selama ini dikenal memiliki hubungan baik dengan Qatar terutama kerja sama sektor energi. Di sisi lain, Turki juga menjaga hubungan dengan negara-negara Teluk lainnya.
Kerja sama lain adalah terkait perang saudara di Suriah yang sudah memasuki tahun keenam. Doha dan Ankara sama-sama mendukung pejuang pembebasan untuk menyingkirkan Rezim Bashar al-Assad.*/Nashirul Haq AR