Hidayatullah.com–Menteri luar negeri (menlu) negara-negara Arab akan menggelar pertemuan darurat Sabtu, menyusul peningkatan kekerasan yang terjadi di Libya, demikian lapor Wakil Sekjen Liga Arab, Ahmed Ben Hilli, Selasa (8/3).
Para menteri negara-negara Liga Arab akan membicarakan kebijakan yang harus diambil untuk melindungi rakyat Libia, termasuk zona larangan terbang.
Pertemuan itu sedianya akan berlangsung Jumat mendatang, namun akhirnya diundur berdasarkan permintaan beberapa negara peserta.
Liga juga menyatakan menentang segala bentuk intervensi asing. Pertemuan darurat itu berlangsung atas permintaan negara-negara anggota Liga Arab.
Liga Arab pernah mengatakan akan memberlakukan zona larangan terbang terhadap Libya dalam koordinasi dengan Uni Afrika jika pertempuran terus berlangsung di negara Afrika utara itu.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Jendral Liga Arab Amr Moussa, Rabu, minggu lalu.
“Liga Arab tidak akan berdiam diri di tengah pertumpahan darah rakyat Libya,” kata Moussa.
Liga Arab telah membekukan keanggotaan Libya di bawah Muammar Qadhafi sebagai protes atas penumpasan oleh pasukannya terhadap pemrotes yang bangkit melawan pemerintahnya.
Pernyataan Moussa itu disampaikan ketika negara-negara Barat sedang berdebat mengenai apakah akan memberlakukan zona larangan terbang di atas Libya untuk membantu pemberontak yang memerangi pemerintah Muammar Qadhafi.
Sebelum ini, Menlu Iraq Hoshiyar Zebari dalam pidato pembukaan di hadapan para menteri luar negeri Arab di Kairo, Rabu (2/3), mengatakan menolak intervensi asing dalam krisis Libya.
“Kami berharap rakyat Libya bisa mengatasi keadaan sulit ini,” katanya. Negara-negara Arab, kata Zebari, telah menegaskan bahwa mereka “tidak ingin ada intervensi asing” di Libya.
Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab yang dijadwalkan digelar bulan ini di Baghdad, ditunda hingga akhir Mei karena situasi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara masih panas.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengatakan, tindakan militer masih menjadi opsi, dan para menteri pertahanan NATO rencananya akan membahas konflik di Libya minggu ini.*