Hidayatullah.com–Wakil Menteri Luar Negeri Libya tiba di Yunani dalam sebuah misi untuk menegoisasikan akhir dari peperangan di negaranya. Abdel Ati al-Obeidi, Wakil Menteri Luar Negeri Libya, mengatakan pada Perdana Menteri Yunani di Athena bahwa Pemimpin Libya Muammar Qadhafi ingin peperangan diakhiri.
“Terlihat jika pemerintah Libya sedang mencari solusi,” ujar Dimitris Droutsas, Menteri Luar Negeri Yunani. Dia menambahkan, Obeidi berencana untuk pergi ke Malta dan Turki.
Obeidi menyeberang ke negara tetangga Tunisia dan melakukan perjalanan dari Bandara Djerba hingga ke ibukota Yunani pada hari Minggu (3/4).
“Mereka [pemerintah Libya] meminta untuk mengirimkan seorang utusan dengan pesan untuk Perdana Menteri George Papandreou. Itulah sebabnya saat ini ia berada di Athena,” ujar seorang petugas pemerintahan senior Yunani.
Utusan Libya kemudian bertemu dengan Papandreou pada Minggu malam.
Di Tripoli, ibukota Libya, pemerintah tidak memberikan komentar mengenai apa yang dilakukan Obeidi.
Perwakilan Papandreou mengatakan, Baghdadi al-Mahmudi, Perdana Menteri Libya, meminta kunjungan Obeidi melalui telepon pada hari Sabtu. Papandreou juga membahas mengenai krisis Libya dengan Perdana Menteri Turki, pada hari Minggu.
Papandreou telah berbicara melalui telepon dengan pemimpin Qatar, Turki, dan Inggris selama dua hari terakhir.
Pertalian Libya-Yunani
Berbicara dari Athena, John Psaropoulous, editor dari majalah Yunani Odyssey, memberitahukan Al Jazeera bahwa kedekatan antardua negara tersebut telah terjadi pada tahun 1980-an.
“Hal ini merupakan alasan Libya menjangkau Yunani, jika mereka hendak menjangkau setiap orang di Eropa, karena Yunani merupakan Negara yang selalu ramah terhadap Arab dalam setiap kebijakan luar negerinya,” ujarnya.
Walaupun tidak turut serta dalam penyerangan udara, Yunani turut menyediakan akses di laut bagi pesawat tempur Prancis di barat daya daerah Crete, selain akses permanen untuk pasukan NATO dan AS.
“Yunani merupakan sekutu yang strategis di daerah tersebut dan sangat berharga jika Libya setidaknya berusaha mengetahui apakah Yunani masih mau menunjukkan persahabatan mereka,” ujarnya.
Anita McNaught, koresponden Al Jazeera di Tripoli, mengatakan, terdapat banyak spekulasi yang mungkin akan didiskusikan selama negosiasi. “Mereka mungkin akan memasukkan persetujuan transisi untuk menolong Qadhafi “mengambil jalan keluar yang paling aman dari skema politik Libya,” ujarnya.
Yunani dilihat oleh Tripoli sebagai salah satu dari sedikit partner negoisasi yang potensial di Eropa, ujar McNaught. Yunani dilihat lebih simpatik daripada teman-teman lamanya, seperti Itali, yang menurut Libya telah berkhianat.*