Hidayatullah.com—Masih ingat Ananda Karim dari Hamuriyah Ghouta Timur? Serangan Russia telah membunuh ibunya, meretakkan tengkorak kepalanya dan menghancurkan mata kirinya.
Alhamdulillah selamat sampai di Kota Idlib, bayi yang masyhur dengan Baby (Bayi) Karim kemudian dibawa mengungsi ke Turki. Semoga Allah sembuhkan dg sempurna. Bayi Karim, yang menjadi simbol penderitaan para korban sipil dari serangan rezim keji Bashar al Assad di Suriah, akhirnya selamat tiba di Hatay, Turki selatan pada hari Ahad bersama keluarganya, untuk mendapatkan perawatan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung menggendong bayi itu ke pelukannya setelah orang nomor satu Turki ini bertemu dengan pihak keluarga Karim.
“Bayi ini selamat atas nama seluruh anak tak bersalah Suriah korban perang,” kata Ketua Bulan Sabit Merah Turki, Karem Kinik, dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip dari AFP, Senin (2/4/2018).
Karim terkena serangan bom pasukan pemerintah Suriah saat usianya masih 5 pekan. Tak hanya mata kirinya yang sudah tak berfungsi lagi, di juga kehilangan daun telinga. Ibunya juga tewas dalam serangan membabi buta pada Oktober 2017 itu.
Dokter yang merawat Karim, Abu Jamil, mengatakan, luka yang dialami Karim memiliki efek jangka panjang. Bahkan Karim terancam cacat seumur hidup.
“Daun telinga bagian depan punya peran penting pada manusia dalam hal memahami sesuatu, kecerdasan, dan ingatan. Luka ini dapat diobati dengan terapi perilaku dan kognitif serta bedah plastik, tetapi tidak di Ghouta,” kata Abu Jamil, menerangkan bahwa anak itu dikeluarkan dari Ghouta Timur karena di sana tidak memungkinkan Karim menjalani perawatan.
Karim dan keluarganya memasuki Hatay, Turki melalui gerbang perbatasan Cilvegozu, dilansir Anadolu Agency.
Baca: Bayi Karim Tinggal di Bawah Tanah Menghindari Pengepungan Ghouta Timur
Karim dan keluarganya meninggalkan Ghouta Timur dan datang ke Idlib sebagai bagian dari evakuasi di bawah perjanjian gencatan senjata yang ditawarkan oleh Rusia, meskipun serangan terhadap warga sipil di sana terus berlanjut.
Bayi Karim menjadi simbol pengepungan Ghouta Timur pada bulan Desember lalu setelah Anadolu Agency mempublikasikan kisahnya ke seluruh dunia, memacu kampanye media sosial untuk membantu sang bayi.
Media sosial juga melihat curahan dukungan untuk bayi yang terluka.
Pengguna Twitter di seluruh dunia sempat ikut ambil bagian dengan memposting gambar dengan tangan menutup mata kiri mereka dalam hastag “#BabyKarim Saya melihatmu” dan “Pengepungan #EasternGhouta harus berakhir” yang sempat menjadi trending topik.*/Sirajuddin Muslim