Hidayatullah.com–Ratusan orang Syi’ah berunjuk rasa di Baghdad hari Sabtu (24/4) untuk menutut pengunduran diri segera pasukan Arab Saudi dari Bahrain.
Pengunjuk rasa di Baghdad meneriakkan yel-yel anti-Saudi. Sebagian mengusung tulisan berbunyi “pendudukan Saudi harus diakhiri” dan “mengpa Arab bungkam atas pembantaian massal di Bahrain?”.
“Kami menghimbau saudara kami di Arab Saudi untuk segera menarik diri dari Bahrain,” kata Menteri Transportasi Iraq Hadi Al-Amiri, yang juga pemimpin Organisasi Badr yang menyelenggarakan aksi protes tersebut.
Badr adalah bekas sayap bersenjata Dewan Tertinggi Islam Iraq, yang merupakan kelompok aliansi Syi’ah terbesar di Iraq yang salah satu anggotanya adalah perdana menteri Iraq saat ini Nuri Al-Maliki.
Sebelumnya Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menegaskan bahwa pergolakan d Bahrain bukanlah revolusi rakyat sebagaimana yang terjadi di Tunisia dan Mesir, melainkan perselisihan sektarian. Syi’ah Bahrain yang memicu terjadinya kerusuhan ingin keluar dari dominiasi kerajaan yang berasal dari Sunni.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Mousa dalam wawancara dengan majalah Le Figaro terbitan Jum’at (22/4) menegaskan bahwa kehadiran pasukan negara Teluk di Bahrain adalah legal.
“Pengiriman pasukan itu legal dan merupakan aplikasi dari perjanjian antara enam negara anggota GCC,” jawab Mousa atas pertanyaan apakah bijaksana Arab Saudi mengirimkan pasukannya ke Bahrain.*