Hidayatullah.com—MHQH 2011 tingkat ASEAN-Pasifik telah dimulai sejak Ahad (26/6) pagi tadi, bertempat di Aula Masjid Istiqlal Jakarta, ruangan yang juga digunakan sebagai tempat penutupan MHQH tingkat nasional beberapa saat lalu. Ahad tadi, berdasarkan keterangan dari beberapa sumber dan pantauan langsung Hidayatullah.com di tempat acara, penjurian diselesaikan untuk kelas hafalan Al-Qur’an 30 dan 20 juz. Sisanya pada Senin (27/6) besok. Kelas hafalan Hadits Nabi secara bersamaan berlangsung di ruang berbeda.
Tiap peserta hafalan Al-Qur’an maju ke depan panggung, menghadap ke barisan bangku peserta yang menonton. Di sisi kiri hafidz, tiga dewan juri yang didatangkan dari Arab Saudi siap menguji. Cabang 30 juz diberi pertanyaan lima soal, sedangkan 20 juz empat soal. Untuk Hadits, dewan jurinya diambil dari Indonesia sendiri.
Beberapa peserta yang sempat Hidayatullah.com ikuti proses penjuriaannya yaitu utusan dari Malaysia, Thailand dan Indonesia. Dari Indonesia saat itu yang naik panggung adalah Agus Nur Qowim peraih juara 1 cabang 20 juz pada MHQH tingkat nasional lalu. Agus tidak terlihat canggung, bahkan semua soal yang diberikan berhasil dituntaskan dengan cermat. Dua peserta yang tampil sebelumnya (30 juz) masih sering mendapat peringatan dari dewan juri.
Meskipun terlihat tenang, Agus mengakui sempat merasa deg-degan. Tapi dia mampu mengatasinya.
“Kalau udah tampil di depan, bismillah aja. Bertawakkal mudah-mudahan lancar,” ujar peserta yang baru tahun ini mengikuti MHQH usai mengikuti lomba.
Menurutnya, ada tiga sisi yang dinilai oleh dewan juri yaitu hafalan, tajwid, dan fasohah.
“Fasohah berkaitan dengan pas-nya mengeluarkan huruf dan bagusnya membaca (Al-Qur’an), kalau tajwid hukum-hukumnya,” terang hafidz asal Kebumen, Jawa Tengah ini.
Secara kelas, Musabaqah Hafalan Al-Qur’an dan Hadits (MHQH) tingkat ASEAN-Pasifik memang lebih “di atas” dibanding tingkat nasional kemarin. Gelaran Atase Agama Kedutaan Arab Saudi bekerjasama dengan Kementerian Agama RI yang diadakan untuk keempat kalinya di Indonesia ini diikuti 13 negara ASEAN dan Pasifik, dengan urut-urutan jumlah peserta yaitu Indonesia (22), Thailand (13), Malaysia (12), Brunei Darussalam (7) dan Kamboja (5). Filipina dan Singapura masing-masing 4 peserta. Sedangkan untuk Selandia Baru, Kirgistan dan Uzbekistan tiap-tiap negara diwakili tiga perwakilan. Sisanya, dua utusan masing-masing dari Australia, Timor Leste dan Tajikistan.
Sebenarnya lebih dari itu jumlah negara yang akan ikut serta, namun karena beberapa hal tidak bisa hadir. Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, lima peserta dari Myanmar belum bisa dipastikan kehadirannya saat berita tersebut dimuat karena kendala teknis penerbangan di bandara asal negara tersebut.
Hadiah musabaqah skala internasional ini sama dengan tingkat nasional lalu. Tiap pemenang berhak atas uang tunai dengan detail nominal bagi juara pertama 30 juz sejumlah 16 ribu riyal, juara kedua sejumlah 15 ribu riyal dan juara ketiga 14 ribu riyal. Untuk cabang 20 juz jumlahnya turunan dari cabang 30 juz. Demikian pula bagi kategori 10 juz, yaitu 7 ribu riyal, 6 ribu riyal, dan 5 ribu riyal. Masing-masing untuk pemenang pertama, kedua, dan ketiga.
Cabang hafalan Hadits disamakan hadiahnya dengan cabang hafalan 15 juz. 10 ribu riyal untuk peserta terbaik satu, 9 ribu riyal untuk terbaik kedua, dan 8 ribu riyal terbaik ketiga.
Meski jumlah uang tunainya sama, namun untuk tingkat ASEAN-Pasifik ini tiga hafidz (penghafal) terbaik masing-masing cabang diganjar hadiah tambahan, berupa undangan menjadi tamu Allah di Kota Suci Makkah sekaligus tamu Kerajaan Saudi Arabia.
Tiap peserta yang belum meraih juara akan diberi uang tunai sebesar U$ 100. Di luar biaya transport, akomodasi dan lain-lain yang semuanya ditanggung penuh oleh Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su’ud sebagai sponsor tunggal.*
Keterangan foto:
1. Para peserta dari berbagai negara;
2. Seorang hafidz dari Malaysia sedang menghadapi dewan juri;
3. Agus, utusan Indonesia asal Jawa Tengah di kelas 20 juz usai naik ke panggung;
4. Suasana penjurian cabang hafalan Hadits;