Hidayatullah.com–Artis Mesir, Sherihan menegaskan bahwa kehadiran dirinya di Lapangan Tahrir adalah bentuk penolakannya terhadap deklarasi konstitusi yang dikeluarkan Presiden Mursy. Ia juga menuntut agar Majelis Konstituante dibubarkan. Namun tidak seperti demonstran lainnya, ia justru menolak diturunkannya Presiden Muhammad Mursy dari kursi tertinggi di Mesir.
Dalam wawancara khususnya dengan Alarabiya, Rabu (5/12/12), Sherihan mengatakan bahwa dirinya mengakui Muhammad Mursy sebagai presiden terpilih Mesir.
Lebih lanjut, Sherihan mengatakan bahwa deklarasi konstitusi yang diumumkan Presiden Mursy beberapa hari lalu adalah sebuah bentuk kediktatoran. Ia dengan tegas menyatakan penolakannya, sekalipun hanya diterapkan untuk sementara waktu.
Menurutnya, tuntutan rakyat adalah agar konstitusi yang dibentuk nanti tidak hanya dirumuskan oleh satu kelompok saja dan mengabaikan kelompok lainnya, namun konstitusi tersebut milik seluruh rakyat.
Ia menjelaskan, “Tidak ada seniman atau insinyur atau pun pembagian lainnya, namun kita semua adalah rakyat Mesir, dan kita tengah berjalan di tengah krisis hati nurani dan krisis kepercayaan. Kita membutuhkan untuk menilai diri kita sendiri. Dan maslahat yang sesungguhnya bukanlah maslahat individu, akan tetapi maslahat Mesir seluruhnya. Mayoritas akan hilang, dan yang tersisa hanyalah masa depan Mesir dan konstitusi Mesir.”
Selain itu, Sherihan juga menuntut pelaku pembunuhan terhadap para syuhada Revolusi 25 Januari agar dihukum dengan adil dan dengan capat.*