Hidayatullah.com–Seorang pejabat militer Israel mengatakan, tantangan yang dihadapi angkatan bersenjata mereka dalam tahun-tahun mendatang adalah penurunan jumlah warga Zionis yang tertarik untuk bergabung dengan militer.
Laporan media telah mengungkapkan keprihatinan pejabat senior militer Israel tentang kemungkinan penurunan jumlah individu yang akan berdinas di militer pada masa depan. Demikian dilaporkan situs Middleeastmonitor pada hari Selasa (21/06/2011).
Mayjend. Avi Zamir, kepala Direktorat Sumber Daya Manusia Militer Israel, menyatakan bahwa kini kurang dari 50 persen warga Israel dalam usia dinas militer (18-45) termasuk pasukan tempur dan tidak lebih dari 20 persen bertugas sebagai pasukan cadangan.
Menurut media Israel, Zamir khawatir bahwa struktur pasukan cadangan akan berubah karena sejumlah faktor demografis.
Pada tahun 2015, Yahudi konservatif yang dikenal dengan sebutan Haredi, akan membentuk sekitar 30 persen kelas pertama tentara. Sementara 13 persen dari kelompok Heradi menghindari dinas militer karena keyakinan agama.
Zamir juga mencatat bahwa pada tahun 2015, 29 persen warga usia wajib militer akan terdiri dari keturunan Arab yang tinggal di tanah pendudukan tahun 1948 dan mereka tidak akan bergabung dengan militer.
Lima persen dari warga Israel juga akan tinggal di luar negeri, sementara 15 persen tidak akan mengikuti wajib militer secara penuh. Zamir menyimpulkan bahwa antara 50-60 persen pria berusia dinas militer, akan menolak bergabung dengan tentara atau tidak akan merampungkan masa dinasnya.
Pada awal 2011, pemerintah Tel Aviv menyetujui rencangan untuk mendanai program-program baru yang bertujuan mendorong orang-orang Yahudi konservatif berpartisipasi dalam militer.
Cara lain adalah mendorong anggota baru – khususnya mereka yang berasal dari Ethiopia – untuk bergabung dengan dinas militer.*