Hidayatullah.com–Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, menolak dakwaan terhadap empat anggotanya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Libanon, Rafiq Hariri.
Dia juga mengatakan tidak ada kekuatan akan bisa menahan ”saudara-saudara yang terhomat”.
Nama empat orang yang didakwa oleh Mahkamah Khusus untuk Libanon (STL) belum diumumkan secara resmi.
Pernyataan Nasrallah hari Sabtu (2/7) merupakan reaksi pertamanya atas dakwaan yang dikeluarkan oleh mahkamah tersebut hari Kamis (30/6).
Gerakan Hizbullah berulang kali mengecam pengadilan yang didukung PBB dan bersumpah untuk membalas.
Rafik Hariri dan 22 orang lainnya tewas Februari 2005 di Beirut ketika suatu bom berkekuatan tinggi meledak di dekat konvoi kendaraannya.
Putra Hariri, Saad, menyambut pengumuman dakwaan dan menggambarkan perkembangan tersebut sebagai ”waktu bersejarah” bagi Libanon.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi hari Selasa (2/7), Sayyed Nasrallah menolah dakwaan tersebut sebagai hal yang sama dengan serangan terhadal kelompok yang dia pimpin.
Dia mengatakan empat anggota Hizbullah adalah saudara-saudara ”yang memiliki riwayat terhomat dalam melawan pendudukan Israel”.
”Mereka tidak bisa menemukan mereka, atau menahan mereka dalam 30 hari atau 60 hari, atau dalam satu tahun, dua tahun, 30 bulan, atau 300 tahun,” kata Nasrallah.
”Yang akan terjadi adalah pengadilan in absentia, pengadilan yang vonisnya telah diputuskan,” katanya.
Makar Israel
Menurut Sayyed Nasrallah, STL penuh dengan “korupsi uang dan moral”, dan bagian dari makar Israel.
”Apakah anda harapkan pengadilan ini adil terhadap pejuang perlawanan yang memerangi Israel,” kata Nasrallah.
”Mahkamah ini, sejak awal, dibentuk untuk target politik yang jelas,” tambahnya.
Dia menunjukkan dokumen yang dikatakan memperlihatkan bahwa ketika pengadilan mengalihkan peralatan dari Libanon ke Den Haag pada tahun 2009, lembaga itu mengirimkan 97 komputer melalui Israel.
Namun, pemimpin Hizbullah juga menyerukan warga agar tidak lagi merisaukan potensi konflik. Menurut dia, dakwaan yang dikeluarkan mahkmah tidak akan ”menyeret Libanon ke konflik atau perang saudara.”
”Ini karena ada pemerintah yang bertanggung jawab di Libanon yang tidak akan bertindak dengan pembalasan,” jelas Nasrallah.*