Hidayatullah.com—British Airways mengumumkan akan segera mempensiunkan semua armada pesawat Boeing 747 miliknya menyusul penurunan jumlah penumpang yang disebabkan pandemi Covid-19.
Itu artinya BA tidak akan lagi memakai semua 31 pesawat Boeing 747 dari jajaran 300 pesawat yang dioperasikannya, tiga tahun lebih dini dibanding rencana semula.
BA, perusahaan penerbangan yang paling banyak mengoperasikan Boeing 747, dalam sebuah pernyataan berkata, “Dengan kesedihan mendalam dapat kami konfirmasi bahwa kami akan mempensiunkan seluruh armada 747 dalam waktu dekat.”
“Sepertinya ratu langit kami yang luar biasa itu tidak akan lagi dapat memberikan pelayanan penerbangan komersial untuk British Airways, dikarenakan penurunan jumlah perjalanan yang disebabkan oleh pandemi global Covid-19.”
British Airways mengatakan akan mengoperasikan lebih banyak lagi pesawat yang lebih efisien dan hemat bahan bakar seperti Airbus 350 dan 787 Dreamliner, sebagai bagian dari upaya mewujudkan target nihil emisi karbon pada tahun 2050.
Tiga puluh satu tahun silam tepatnya pada bulan Juli 1989, British Airways pertama kali menerima pesawat Boeing 747-400. Pesawat jumbo jet itu awalnya mengakomodasi 27 penerbangan kelas satu dan 292 penumpang kelas ekonomi, serta menyediakan sebuah lounge di bagian dek atasnya sehingga mendapatkan reputasi sebagai “club in the sky”.
Hubungan British Airways dengan Boeing dapat dilacak hampir setengah abad ke belakang.
“Kami memiliki model-model 747 sebelumnya di antara armada kami sebelum tahun 1989,” kata BA seperti dilansir The Guardian Jumat (17/7/2020). “Pesawat 747 pertama kali kami terima tahun 1971, ketika kami masih dikenal sebagai BOAC. Akan tetapi, model saat ini yang akan dipensiunkan adalah 747-400, pesawat yang pertama kali kami terima pada tahun 1989.”
Pada masa kejayaan Boeing 747, British Airways memiliki pesawat jenis itu sebanyak 57 unit. Awalnya armada terakhir dari pesawat jenis 747-400 itu akan dipensiunkan pada tahun 2024.
Sejak wabah global coronavirus merebak, British Airways yang dimiliki oleh International Airlines Group mendapatkan tekanan finansial luar biasa dikarenakan pembatalan penerbangan baik internasional maupun domestik.
Pada akhir bulan Maret maskapai penerbangan itu terpaksa mengandangkan hampir semua pesawatnya, dan baru bulan ini beberapa rute penerbangannya dibuka kembali.
Untuk menyelamatkan nyawa British Airways pihak perusahaan terpaksa menjual sejumlah karya seni bernilai jutaan pound yang dimilikinya, termasuk karya Bridget Riley dan Damien Hirst.*