Hidayatullah.com–File-file yang ditemukan di kantor pemerintah Libya menunjukkan agen intelijen Amerika CIA menikmati hubungan dekat dengan intelijen Libya selama Muammar Qadhafi bekuasa. Dokumen lainnya menunjukkan intelijen Inggris juga menikmati hal serupa.
Sekumpulan dokumen bertahun 2006 hingga 2007 mengungkap kerjasama luas antara Moussa Koussa, kepala intelijen Libya kala itu, dengan para pejabat lapangan CIA, termasuk mantan wakil direktur CIA Stephen Keppes.
Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa Libya berulangkali menerima tahanan yang dicurigai CIA sebagai tersangka teror. Saat penyerahan tahanan Libya juga mendapatkan arahan tentang bagaimana melakukan nterogasi, termasuk apa yang ditanyakan, bagaimana cara menanyakannya tanpa melanggar hak asasi manusia. Demikian dilaporkan Wall Street Journal (03/9).
Di tahun 2004 saat pemerintahan presiden George W. Bush, CIA membangun kehadiran permanen di Libya. Hal itu ditunjukkan dengan nota-nota yang berisi sapaan “Dear Musa” dan ditandatangani oleh “Steve”.
Stephen Keppes, yang disapa dengan panggilan akrab Steve, diyakini memainkan peran penting dalam menghentikan program nuklir Libya pada tahun 2003.
Sejumlah dokumen juga menunjukkan adanya hubungan erat antara intelijen Inggris dengan intelijen Libya.
Telik sandi Inggris dilaporkan setuju untuk melacak hubungan-hubungan telepon yang diminta intelijen Libya.
Dokumen-dokumen tersebut ditemukan di markas besar agen keamanan luar negeri Libya di Tripoli. Penemu dokumen itu, Peter Bouckaert direktur darurat dari Human Rights Watch, mengambil gambar dokumen-dokumen itu lalu membagi salinannya kepada Wall Street Journal.*