Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Senin (12/12/2011), untuk pertama kalinya mengakui bahwa peawat mata-mata negaranya jatuh ke tangan Iran dan meminta agar Teheran mengembalikan pesawat AS tersebut.
“Kami memintanya agar dikembalikan,” kata Obama, dikutip AFP.
“Kita lihat bagaimana Iran meresponnya,” lanjut Obama, saat melakukan konferensi pers bersama Perdana Menteri Iraq Nuri Al Maliki.
Sebelumnya, Amerika Serikat menafikan kemungkinan pesawat mata-mata canggih itu jatuh ke tangan Iran, dan menyebut kemungkinan hilang dan jatuh dari ketinggian. Pentagon bahkan menolak untuk berkomentar tentang rekaman gambar yang diperlihatkan televisi Iran pada hari Kamis (08/12/2011), di mana pesawat RQ-170 Sentinel itu diperlihatkan dengan kondisi utuh, dan menurut pihak militer Iran, hanya mengalami kerusakan kecil.
Obama tidak menjelaskan misi pesawat tak berawak itu atau mengapa pesawat tersebut gagal kembali ke pangkalannya di Afghanistan.
“Saya tidak akan memberikan komentar tentang masalah intelijen yang merupakan rahasia,” kata Obama beralasan.
Para pejabat Amerika Serikat secara anonim sebelumnya mengatakan, pesawat tak berawak (drone) Sentinel dirancang tidak dapat dideteksi radar. Ketika hilang kontak dengan stasiun pengendalinya, pesawat yang jatuh ke tangan Iran tersebut sedang menjalankan misi intelijen Amerika CIA.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dikabarkan telah meminta secara resmi agar Teheran mengembalikan pesawat tersebut. Tapi, pada saat yang sama istri mantan presiden AS, Bill Clinton, itu pesimis.
“Mengingat perilaku hingga saat ini, kami tidak berharap mereka akan memenuhinya,” kata Clinton dikutip AFP (12/12/2011), saat melakukan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri William Hague, sejawatnya dari Inggris yang diajaknya berdiskusi masalah Iran.*