Hidayatullah.com–Dua keluarga Rusia, satu Muslim dan satu Kristen, mendapat “uang kompensasi” masing-masing sebesar USD 100.000, setelah sebuah rumah sakit bersalin secara tidak sengaja telah keliru memberikan bayi yang salah 12 tahun silam.
Meskipun jumlah uang itu sangat besar untuk ukuran mereka, terlebih di masa ekonomi sulit seperti sekarang, rasa pahit mengetahui anak mereka tertukar selama 12 tahun terakhir tidak akan lenyap begitu saja.
“Uang tidak bisa meringankan rasa sakitnya,” kata Yulia Belyaeva, ibu kandung dari Anna, yang selama ini membesarkan Irina.
“Seluruh uang di dunia ini tidak sebanding dengan tatapan anak kepada ibunya,” kata Belyaeva.
Dua belas tahun lalu, Belyaeva melahirkan di tempat yang sama dan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan istri Naimat Iskanderov di Kopiesk, sebuah kota industri berpenduduk 140.000 jiwa di Pegunungan Ural, Rusia.
Beberapa tahun kemudian, saat Belyaeva akan bercerai, suaminya menolak untuk memberikan nafkah kepada Irina, dengan alasan anak itu bukan anaknya karena tidak mirip sama sekali dengan mereka berdua.
Irina berambut hitam, bermata gelap dengan warna kulit seperti zaitun. Sementara Belyaeva berambut pirang.
Hasil mengejutkan didapat setelah mereka melakukan tes DNA. Sebab, pasangan suami-istri itu tidak memiliki kemiripan DNA dengan Irina.
Belyaeva kemudian meminta penyelidikan resmi. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa ayah dari Irina adalah Naimat Iskanderov, yang selama ini membesarkan putri kandung Belyaeva — bernama Anna — di kota lain tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Anna yang berkulit putih, terlihat mirip dengan ibu kandungnya, Belyaeva. Sementara Irina yang berkulit lebih gelap mirip dengan Naimat Iskanderov, seorang pria Muslim dari etnis Tajik yang dilahirkan di negara mayoritas Islam, Tajikistan.
Tidak diketahui, apakah perceraian yang terjadi pada masing-masing keluarga itu akibat ketidakmiripan anak yang mereka besarkan dengan masing-masing pasangan suami-istri tersebut.
Menurut koran Komsomolskaya Pravda, Iskanderov bercerai dengan istrinya (ibu kandung Irina), saat Anna berusia lima tahun dan kemudian menikah lagi.
Belyaeva juga menikah lagi setelah bercerai dari ayah kandung Anna.
Belyaeva mengatakan, ia masih terkejut mengetahui anaknya selama ini tertukar dan dirinya merinding setiap mendengar cerita itu.
“Sangat tidak menyenangkan untuk mengingat kenangan itu,” katanya kepada Associated Press dalam wawancara telepon, seperti dikutip Al Arabiya (01/11/2011).
“Kami masih belum benar-benar memahami apa yang telah terjadi,” katanya.
Namun, televisi Rusia NTV hari Senin memperlihatkan wajah gembira Belyaeva, saat mendengar hakim di Kopeisk memerintahkan pembayaran uang kompensasi sebesar USD 100.000 kepada masing-masing keluarga. Sedangkan Iskanderov, ayah kandung Irina, tetap terpaku dengan wajah kaku.
Gambar video memperlihatkan Belyaeva memeluk erat Anna. Sementara Irina, anak yang selama ini dirawatnya, terdiam dengan tatapan mata mengarah ke bawah.
“Dia cemburu,” kata Belyaeva, di depan kamera televisi, mengomentari sikap Irina.
Meskipun memenangkan kasus itu di pengadilan, Belyaeva mengatakan, kasus bayinya yang tertukar meninggalkan luka emosional yang tidak akan hilang.
“Ada kalanya, saya berpikir akan lebih baik jika saya tidak tahu sama sekali tentang hal itu,” katanya.
Mantan suami Belyaeva dan mantan istri Iskanderov tidak muncul dalam sidang hari Senin lalu. Dan tidak ada pernyataan yang disampaikan keduanya terkait keputusan hakim itu.
Menurut laporan televisi Rusia, kedua gadis remaja berusia 12 tahun yang tertukar saat bayi, Irina dan Anna, masing-masing tidak ingin meninggalkan keluarga tempat mereka dibesarkan selama ini. Oleh karena itu, keluarga mereka sedang berpikir untuk menggunakan uang kompensasi untuk membeli rumah yang bersebelahan atau tinggal di rumah yang sama.
Iskanderov lebih memilih berbagi rumah, agar jika Anna putri Belyaeva mendatangi dirinya, ibu kandungnya tidak khawatir.
Sedangkan Belyaeva lebih suka jika keluarga mereka tinggal di rumah terpisah yang berdekatan. Agar masing-masing bisa melihat anak mereka tumbuh dan ikut mengurus pendidikan mereka.
Terkait oknum perawat yang kemungkinan bersalah, sehingga mengakibatkan Irina dan Anna tertukar, Belyaeva masih bisa menunjukkan perawat tersebut di rumah bersalin tempatnya melahirkan. Tapi perawat itu menolak untuk bertanggungjawab.
“Saya tahu, bukan saya pelakunya,” kata Nelly Prokopyeva kepada televisi Rusia.
Ini bukan pertama kalinya pengadilan Rusia memutuskan perkara bayi tertukar di rumah sakit.
Tahun 2009, pengadilan di kota Mtsensk memerintahkan dua orang ibu menukar bayi laki-laki berusia 2 tahun yang mereka asuh. Oleh karena, hasil tes DNA membuktikan, kedua anak itu tertukar di rumah sakit bersalin. Masalah mereka agak rumit, sebab menyangkut latar belakang etnis dan agama para ibu yang berdeba. Salah satunya adalah wanita etnis Chechen dan beragam Islam, sedangkan wanita lain adalah berasal dari etnis Rusia dan beragama Kristen Orthodoks.*
Keterangan foto: Irina berambut hitam (kiri) dan Anna berambut pirang (kanan).