Hidayatullah.com–Kepolisian Prancis mengatakan majalah satir Charlie Hebdo mendapat serangan dari sekelompok orang dengan menggunakan bom molotov.
Serangan itu terjadi sehari setelah majalah itu “mengangkat” Nabi Muhammad sebagai pemimpin redaksi untuk edisi terbarunya.
“Kami tak lagi memiliki majalah. Semua peralatan sudah hancur,” kata seorang editor majalah itu, dikutip BBC Indonesia (02/11/2011).
Sebuah bom molotov dilemparkan ke dalam kantor Charlie Hebdo pada malam hari dan menghancurkan banyak peralatan kantor itu.
Beruntung sejauh ini tak dilaporkan adanya korban luka atau korban jiwa akibat insiden itu.
Selain serangan secara fisik, situs resmi majalah itu juga diserang para peretas sambil meninggalkan pesan dalam bahasa Inggris dan Turki.
Sebelumnya , Charlie Hebdo mengangkat Nabi Muhammad sebagai “pemimpin redaksi” untuk terbitan terbaru guna menandai kemenangan Partai Islamis An Nahda di Tunisia.
Majalah itu akan diganti nama menjadi Sharia Hebdo, kata majalah mingguan itu dalam pernyataannya Senin (31/10/2011).
Pemimpin redaksi dan sekaligus karikaturis majalah ini Charb mengatakan langkah ini tidak ditujukan sebagai provokasi.
An Nahda meraih sebagian besar suara dalam pemilihan umum Tunisia Oktober lalu dan mencoba membentu pemerintahan koalisi.
“Untuk merayakan kemenangan Partai Islamis An Nahda di Tunisia… Charlie Hebdo mengangkat Muhammad sebagai pemimpin redaksi dalam edisi mendatang,” kata majalah itu dalam satu pernyataan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Nabi tidak perlu diminta dua kali dan kami berterimakasih,” kata pernyataan itu.
Sampul majalah itu untuk edisi berikutnya akan keluar hari Rabu (02/11/2011) dan menunjukkan Nabi Muhammad yang mengatakan “100 cambukan bila Anda tidak tertawa.”
Bukan kali ini saja Charlie Hebdo membuat heboh. Tahun 2007 majalah ini banyak dikecam umat Muslilm karena memuat kartun Denmark yang memvisualkan wajah Nabi Muhammad.*