Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan kekhawatiran terkait tanda-tanda bahwa Zionis Israel sekarang kurang demokratis dan diskriminasi terhadap perempuan Israel berkembang.
Dalam pertemuan tertutup di Washington (3/12) yang dihadiri oleh para pejabat Amerika dan Israel, Hillary Clinton mengecam rancangan undang-undang Israel yang membatasi bantuan bagi organisasi hak asasi manusia dan menyebut rancangan undang-undang itu mengancam demokrasi Israel.
Rancangan undang-undang menimbulkan kontroversi di Israel sendiri.
Menurut beberapa politisi dan pengamat Israel, rancangan undang-undang itu merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara.
Surat kbabar Israel Haaretz melaporkan bahwa duta besar Amerika untuk Israel telah menyampaikan kekhawatiran pemerintah Amerika terkait rancangan undang-undang. Dikatakan, rancangan Israel lebih ekstrem dibandingkan undang-undang serupa di Amerika atau di negara-negara Barat lain.
Langkah Amerika menunjukkan pemerintah negara itu berusaha keras agar RUU Israel tidak disetujui.
“Jadi tampaknya benar-benar ada upaya bersama yang dilakukan Amerika untuk membujuk Israel agar tidak mengesahkan rancangan undang-undang,” lapor wartawan BBC urusan dunia Arab, Sebastian Usher.
“Diskriminasi perempuan”
Hillary Clinton dilaporkan telah mengatakan bahwa pemisahan perempuan di bus-bus umum dan di jajaran angkatan darat mengingatkannya pada Iran dan pada gerakan Hak Kulit Hitam di Amerika.
Clinton dilaporkan menyebut insiden yang melibatkan seorang tentara meninggalkan suatu acara, tempat para tentara wanita sedang bernyanyi.
Sejumlah politisi Israel menyebut pernyataan Clinton terlalu dibesar-besarkan dan meminta Menlu AS untuk tidak melakukan campur tangan.
“Israel adalah negara demokrasi liberal yang hidup dan bernafas,” kata Menteri Keuangan Yuval Steinitz seperti dikutip media Israel hari Minggu (4/12).
Namun dia mengakui bahwa segregasi berdasarkan jenis kelamin memang menjadi masalah, “tetapi untuk mengatakan ada ancaman terhadap demokrasi Israel adalah berlebihan.”*