Hidayatullah.com—Prajurit Amerika Serikat yang baru dibebaskan Taliban, Bowe Bergdahl, sedang dalam perjalanan pulang kembali ke Amerika, kata seorang pejabat dilansir BBC Jumat (13/6/2014).
Sersan Bowe Bergdahl, 28, meninggalkan Jerman menuju sebuah rumah sakit militer di Texas, sebagai bagian dari apa yang disebut militer sebagai “misi reintegrasi” bagi prajurit yang ditawan Taliban selama 5 tahun itu.
Bergdahl berangkat dari pangkalan udara Ramstein pada hari Kamis (12/6/2014) naik pesawat militer dan diperkirakan tiba di San Antonio pada Jumat pagi, bunyi pernyataan sekretaris pers Pentagon John Kirby.
“Prioritas utama kami adalah memastikan bahwa Sersan Bergdahl terus mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkannya,” kata Kirby.
Bowe Bergdahl ditempatkan di sebuah rumah sakit militer di Jerman sejak dibebaskan. Dia juga belum pernah membuat pernyataan publik. Namun, situs Daily Beast hari Kamis mempublikasikan sebuah surat yang katanya dikirim Bergdahl kepada orangtuanya saat masih ditawan Taliban yang dikirimkan melalui Palang Merah Internasional.
Dalam surat itu bergdahl mengatakan bahwa dia pergi meninggalkan pangkalannya karena kondisi di sana semakin buruk.
Cuplikan dari buku harian yang dikirimkan ke salah seorang teman sebelum Bergdahl menghilang, dipublikasikan oleh Washington Post. Isinya mengatakan bahwa pemuda itu sedang berjuang mengatasi stress akibat perang.
Pertukaran 5 pemimpin Taliban yang dipenjara di Guantanamo dengan seorang Bowe Bergdahl mendapat kecaman dari Partai Republik dan sebagian politisi Partai Demokrat. Mereka memprotes Gedung Putih karena tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kongres mengenai rencana pembebasan 5 tahanan Taliban itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut peraturan, Gedung Putih harus memberitahukan Kongres 30 hari sebelum megeluarkan tahanan dari Guantanamo.
Namun, Presiden Obama dan jajarannya bersikukuh konsultasi itu terlalu lama, sedangkan mereka harus bertindak cepat menyelamatkan Bergdahl, yang menurut informasi intelijen kondisi kesehatannya memburuk.dan nyawanya terancam.*