Hidayatullah.com—Kuburan Saddam Hussein, mantan presiden Iraq yang digulingkan oleh invasi Amerika Serikat ke negara itu sembilan tahun silam, tidak dapat lagi menampung jumlah peziarah yang terus bertambah. Untuk itu, pemerintah Iraq menutup sementara makam bekas orang kuat musuh bebuyutan negara Syiah Iran itu.
Perwakilan provinsi Salaheddin bersama pemerintah di Bagdad mencari jalan keluar. Rencananya makam itu akan dipindah ke lokasi lain.
Suku asal mendiang Saddam Hussein mengumumkan menerima surat soal itu dari Kementerian Dalam Negeri.
Makam Saddam Hussein saat ini terletak di desa kelahirannya di wilayah Tikrit.
Tempat itu kemudian berkembang menjadi tempat berziarah, juga untuk tamasya anak-anak sekolah. Musim panas tahun 2009 pemerintah Irak melarang tur-tur ke makam mantan presiden Iraq itu, lansir Radio Nederland (28/03/2012).
Saddam Hussein dibunuh di tiang gantungan pada 30 Desember 2006, karena dianggap melakukan pembunuhan massal terhadap warga Kurdi dan kaum Syiah. Media-media internasional melaporkan, pemimpin Syiah Iraq Muqtada Al Sadr hadir dalam proses eksekusi Saddam ketika itu, dengan mengenakan penutup kepala. Saat tali gantungan dilingkarkan ke leher Saddam, kata hakim Iraq Munir Haddad yang hadir dalam eksekusi tertutup itu, terdengar salah seorang eksekutor meneriakkan dukungan atas pemimpin Syiah Iraq Muqtada Al Sadr.*