Hidayatullah.com—Mantan komandan tertinggi pasukan militer Serbia di Bosnia, Ratko Mladic, akan diadili pekan ini dengan dakwaan melakukan sejumlah kejahatan perang dan kemanusiaan selama Perang Bosnia.
Mladic, yang kini berusia 70 tahun, merupakan orang yang menjadi pimpinan pasukan Serbia di Bosnia saat terjadi pembantaian lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim di wilayah Srebrenica pada Juli 1995. Pembantaian itu merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.
Jaksa penuntut di Mahkamah Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) mendakwa Mladic dengan tindak kejahatan genosida, pembunuhan, aksi teror, dan kejahatan kemanusiaan lain selama Perang Bosnia 1992-1995.
Mladic didakwa sejak tahun 1995 bersama Radovan Karadzic, pimpinan politik etnis Serbia di Bosnia, meskipun keduanya bebas berkeliaran di bekas wilayah Yugoslavia selama lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya dijebloskan ke dalam tahanan di Den Haag.
Persidangan atas Karadzic sampai saat ini masih belum tuntas.
Slobodan Milosevic, mantan presiden Serbia, didakwa pada tahun 1999 dan mulai diadili di Den Haag tahun 2001. Namun, ia meninggal dunia pada tahun 2006 sebelum proses peradilannya mencapai putusan.
Jaksa menilai, Mladic ikut ambil bagian dalam tindak kejahatan terhadap Muslim Bosnia di Srebrenica dengan membunuhi para pria dan anak laki-laki, serta memisahkan mereka dengan para perempuan secara paksa. Lebih dari itu, pasukan Serbia pimpinan Mladic berusaha menghilangkan jejak pembantaian itu dengan cara menguburkan korban secara massal di tempat yang terpencil dan tidak ditandai.
“…Sebuah operasi dirancang untuk lebih jauh menyembunyikan mayat-mayat dan kejahatan yang telah dilakukan,” bunyi dakwaan jaksa yang dikutip Reuters (13/04/2012).
Mayat-mayat Muslim itu kemudian ditemukan bertebaran dalam 17 kuburan massal utama berukuran besar dan 37 kuburan massal tambahan.
Selain itu, Mladic juga didakwa atas pengepungan dan penyerangan ibukota Sarajevo yang merenggut 10.000 nyawa korban. Jaksa menyebutnya sebagai “rencana untuk menimbulkan rasa takut di kalangan penduduk sipil.”
Meskipun sudah didakwa pada tahun 1995, Mladic berkeliaran dan hidup bebas di Beograd dan wilayah bekas Yugoslavia lainnya. Ia baru ditangkap pada Mei 2011 oleh aparat Serbia, menyusul tekanan dari Uni Eropa yang mensyaratkan penangkapan Ratko Mladic, jika Serbia ingin diterima sebagai anggota dari persekutuan Uni Eropa.*