Kedatangan Colin Powell ke Israel membuktikan betapa Washington gagal meminta Israel menghentikan pembantian dan tindakan terorisme atas rakyat Palestina.
Seperti di kutip Pusat Media Palestina dan Australia The Herald Sun, Powell tidak langsung meminta tanggungjawab Israel dalam krisis Palestina seperti yang diharapkan Presiden Presdien George W Bush.
Langkah Powell ini menyebabkan dugaan banyak orang bila lawatanya hanyalah sekadar bentuk dukungan dan membuka jalan Sharon ke Washington, yang direncanakan 20 Mei depan.
Israel bahkan secara terang-terang melanggar janjinya untuk membuka semua batasan perjalanan terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza semalam biarpun selama ini berjanji akan memberikan layanan kemanusiaan pada warga Palestina yang menjadi sebahagian syarat perjanjian damai baru tersebut.
Dua pejuang Palestina yang juga anggota Brigade al-Aqsa bahkan dikabarkan telah menjadi syahid atas pembantian yang dilakukan pasukan Israel di Rafah.
Dalam pertemuannya yang dikutip beberapa media massa, Perdana Menteri Ariel Sharon dan Powell justru meminta Perdana Menteri Palestina Mahmoud Abbas atau Abu Mazen, mengambil tindakan tegas terhadap kelompok militan Islam, Hamas, Jihad Islam dan para pejuang Islam lain.
Powell bahkan sama sekali tidak meminta tanggungjawab Israel dalam krisis di bumi Palestina.
Mengenai nasib Yasser Arafat, pada Stasiun Televisi Israel, Powell mengakui dirinya tidak meminta Israel memberi jaminan keselamatan padanya.
Beberapa menteri Kabinet Israel sebelum ini mendesak agar Arafat diusir dari tanah Palestina.(pmc/aths/bh/cha)