Hidayatullah.com– Taliban Afghanistan memulai kampanye untuk memberantas penanaman opium, dengan tujuan untuk menghapus produksi besar-besaran opium dan heroin negara itu.
Taliban mengeluarkan dekrit itu pada awal April, melarang penanaman opium di seluruh negeri.
Mereka yang melanggar larangan “akan ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum syariah di pengadilan yang relevan,” kata Mullah Abdul Haq Akhund, wakil menteri dalam negeri untuk urusan kontranarkotika, kepada The Associated Press di ibu kota provinsi Helmand, Lashkar Gah.
Provinsi Helmand adalah pusat budidaya opium di Afghanistan. Tampaknya kampanye pemberantasan baru menargetkan terutama mereka yang menanam tanaman itu setelah larangan diumumkan. Banyak orang yang sudah menanam lebih awal berhasil memanennya, berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain, mengiris umbi poppy, lalu menyendok getah yang keluar, yang merupakan bahan baku candu.
Akhund mengatakan Taliban berkoordinasi dengan pemerintah lain dan organisasi non-pemerintah untuk mencari tanaman alternatif bagi petani.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor mengatakan kampanye pemberantasan akan dilakukan di seluruh negeri. “Kami berkomitmen untuk membawa budidaya opium ke titik nol,” ujarnya kepada Associated Press Kamis (2/6/2022).
Tidak diketahui berapa banyak bunga poppy yang ditanam musim ini, berapa banyak yang dipanen dan berapa banyak ladang yang telah dibasmi Taliban sejauh ini.
Ketika Taliban pertama kali mereka berkuasa di akhir 1990-an, mereka juga melarang penanaman opium dan dengan kampanye sengit menghancurkan lahan pertanian hingga hampir menghapus produksi dalam waktu hanya dua tahun, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Namun, setelah invasi pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat yang menggulingkan pemerintahan Taliban pada tahun 2001, banyak petani kembali menanam opium.
Pada tahun 2002, sekitar 75.000 hektar ditanami tanaman candu itu, menghasilkan sekitar 3.400 ton opium.
Produksi opium Afghanistan terus meningkat, mencapai ketinggian baru setiap tahun dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, 177.000 hektar (438.000 hektar) ditanami opium, menghasilkan bahan baku utama yang cukup untuk menghasilkan hingga 650 ton heroin, menurut perkiraan oleh Kantor PBB untuk urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC). Angka itu mengalami peningkatan hingga 590 ton heroin pada tahun 2022.
Nilai total produksi opiat Afghanistan pada tahun 2021 adalah $1,8-$2,7 miliar, mencakup 14% dari PDB negara itu, melebihi nilai ekspor resminya, menurut UNODC dalam laporan terbarunya.
Saat ini, produksi opium Afghanistan lebih besar daripada gabungan semua negara penghasil opium lainnya. Hampir 80% dari heroin yang dihasilkan dari opium Afghanistan mendarat di Eropa melalui Asia Tengah dan Pakistan.*