Hidayatullah.com—Denmark sedang mempersiapkan sistem labelisasi untuk produk-produk yang dibuat di pemukiman Yahudi Israel, demikian lapor media Denmark hari Jumat (18/05/2012), sebagaimana dilansir kantor berita Maan.
“Ini merupakan tindakan yang akan menunjukkan dengan jelas kepada para konsumen bahwa produk-produk tersebut dihasilkan di bawah kondisi yang tidak hanya ditolak oleh pemerintah Denmark, tetapi juga pemerintah negara-negara Eropa,” kata Menteri Luar Negeri Villy Sovndal, dikutip media Denmark Politiken.
“Setelah itu terserah konsumen, apakah mau membeli produk tersebut,” imbuhnya.
Menurut menteri luar negeri Denmark itu, kontrol labelisasi yang lebih ketat atas produk-produk buatan pemukiman Yahudi Israel, menunjukkan sikap Uni Eropa yang mendukung solusi dua negara dalam masalah Palestina-Israel. Di samping itu juga untuk menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa dunia melawan pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal Yahudi.
Meskipun demikian, Sovndal menegaskan bahwa target dari kebijakan itu adalah pemukiman ilegal Yahudi, bukan Israel.
Bulan April kemarin, Co-operative Group, peritel makanan terbesar kelima di Inggris, juga memboikot produk-produk yang dihasilkan dari pemukiman Yahudi Israel.
Awal tahun 2010, Perdana Menteri Otoritas Palestina Salam Fayyad meluncurkan gerakan nasional, yang ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan dan penjualan produk buatan Palestina di pasar-pasar setempat dan mengakhiri penjualan produk-produk asal pemukiman Yahudi.
Sebagai bagian dari kampanye itu, Otoritas Palestina membagikan selebaran berisi nama-nama merek produk, perusahaan furnitur, produk olahan susu, air, anggur, perlengkapan rumah tangga, mainan, produk plastik dan juga alat medis yang dibuat di pemukiman-pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat.*