Hidayatullah.com—Menyusul kematian empat prajuritnya di Afghanistan, Presiden Prancis yang baru, Francois Hollande, menegaskan akan menarik pasukannya lebih awal.
Empat anggota tentara Prancis dan seorang penerjemah Afghanistan tewa dalam serangan bom bunuh diri di Afghanistan timur pada Sabtu pekan lalu (2/6/2012). Lima prajurit lainnya mengalami luka, tiga menderita luka serius.
Taliban telah mengumumkan bahwa mereka berada di balik serangan itu, Sabtu (9/6/2012).
Para pejabat Afghanistan mengatakan, pelaku bom bunh diri mendekati rombongan patroli mereka dengan mengenakan burqa.
Presiden Hollande mengatakan, negara akan memberikan penghargaan kepada para prajurit yang tewas, seraya mengkonfirmasi bahwa Prancis akan menarik pasukannya dari Afghanistan lebih awal.
“Operasi (penarikan) ini akan dimulai bulan Juli, akan dituntaskan sebelum akhir 2012. Saat ini, segala sesuatu harus dilakukan guna memastikan bahwa pasukan kita memenuhi tugasnya, namun yang lebih diutamakan adalah keamanan dan keselamatan nyawa tentara kita,” kata Hollande, dilansir Euronews (9/6/2012).
Beberapa hari setelah dilantik menjadi presiden menggantikan Nikolas Sarkozy, Francois Hollande mengunjungi tempat tugas pasukan Prancis di Afghanistan, yang berada di bawah komando NATO.
Hollande ketika itu mengatakan, tugas memerangi teroris sudah hampir selesai dan Prancis akan memfokuskan pada program bantuan bagi rakyat sipil.
Serangan terkahir itu menambah jumlah total kematian prajurit Prancis menjadi 87 orang, keempat tertinggi di antara pasukan koalisi.*