Hidayatullah.com–Komandan tertinggi dewan militer mesir Marsekal Hussein Tantawi Mohamed tidak memperdulikan tekanan dari dunia international, agar kelompok militer mau bekerja sama dengan pemerintahan baru Mesis yang dipimpin oleh Dr. Muhamad Mursy.
Dalam pertemuan khusus dewan militer dan menteri luar negeri AS Hillary Rodham Clinton, Tantawi menjelaskan bahwa perebutan kekuasaan antara kelompok Militer dan kelompok Islam di Mesir belum berakhir.
“Militer tidak akan membiarkan “kelompok tertentu” untuk mendominasi negara”, jelas Tantawi kepada para wartawan yang menyindir kemenangan kelompok Al Ikhwan Al Muslimun di Mesir.
Hubungan Dewan Militer Mesir dan Partai Kebebasan dan Keadilan yang merupakan perpanjangan politik dari kelompok Al Ikhwan Al Muslimin memang semakin menegang. Terlebih setelah Presiden Morsi mengeluarkan dekrit pengaktifan Parlemen Mesir yang dibubarkan Dewan Militer.
“Mesir adalah untuk semua orang Mesir dan bukan untuk faksi tertentu,” katanya disela-sela upacara militer di Terusan Suez kota Ismailia. Tantawi sejauh ini tidak menanggapi tekanan AS agar dewan militer tidak mengintervensi keberadaan negara Mesir didalam pemerintahan yang baru.
Setelah bertemu dengan Tantawi, Clinton mengadakan pembicaraan terpisah hari Minggu dengan anggota masyarakat Kristen Mesir, pemimpin-pemimpin dan pengusaha muda. Sayangnya kelompok dari gereja Injili dan beberapa anggota komunitas Koptik menolak untuk mengambil bagian dalam pertemuan tersebut. Masyarakat Kristen Koptik mengkritik kunjungan Clinton itu sebagai campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Mesir.
Bahkan unjuk rasa kembali meledak disetiap rute yang dilewati oleh Clinton di Mesir.Selama kunjungannya ke kota pantai Alexandria untuk membuka konsulat AS baru, para pengunjuk rasa melemparkan sepatu dan tomat pada iring-iringan Clinton. *