Hidayatullah.com—Terhitung sejak hari Rabu (25/7/2012) Turki menutup seluruh pintu perbatasannya dengan Suriah, menyusul situasi yang semakin memanas di negara tetangganya itu.
“Kami sangat mengkhawatirkan keamanan truk-truk Turki yang masuk ke dan keluar dari Suriah,” kata Menteri Perekonomian Zafer Caglayan, dikutip Associted Press (AP), seraya menegaskan bahwa telah terjadi penurunan 87% perjalanan truk menuju Suriah tahun ini.
Kepada para wartawan Cagyalan mengatakan bahwa truk-truk Turki dilarang melintas menuju Suriah, meskipun tidak ada larangan yang diberlakukan untuk truk dari arah sebaliknya.
Tindakan itu diambil Ankara karena puluhan truk Turki yang menuju Suriah setiap harinya kerap menjadi korban penjarahan dan diserang di tengah perjalanan. Mereka juga sering terjebak di tengah-tengah pertempuran antara pasukan rezim Presiden Bashar Al Assad dengan pasukan oposisi.
Sementara itu Reuters melaporkan, kelompok pemberontak di Suriah sudah menguasai sejumlah pintu perbatasan di sisi Suriah dalam satu pekan terkahir.
Mengutip sumber pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya Reuters melaporkan bahwa Turki hanya akan membuka tiga pintu perbatasannya dengan Suriah, yaitu di Cilvegozu, Oncupinar dan Karkamis.
Pekan ini Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa perlawanan terhadap Presiden Assad “sudah mendekati kemenangan.”
Turki adalah sekutu dekat Suriah di kawasan Timur Tengah sebelum terjadi ketegangan politik di negara itu menyusul gelombang Arab Spring. Namun kemudian Turki menjadi kritikus atas pemerintah Damaskus, yang dianggap tidak mau mendengarkan keinginan rakyatnya.*