Hidayatullah.com—Anders Behring Breivik warga Norwegia pelaku pengeboman dan penembakan yang menewaskan puluhan orang, ingin berbicara kepada publik di ruang sidang dan berencana menulis otobiografi setelah pengadilan menjatuhkan vonis.
Diansir AFP (22/8/2012), hari Jumat besok pengadilan Oslo akan mengumumkan keputusan atas terdakwa berusia 33 tahun itu, apakah akan menjebloskannya ke dalam penjara atau mengirimnya ke rumah sakit jiwa tertutup.
“Dia sedang memikirkan apa yang akan diutarakannya di depan para hakim, dan untuk itu dia menuliskan sejumlah kalimat yang muncul,” kata Geir Lippestad, pengacara Breivik kepada koran Aftenposten yang dikutip AFP.
Tidak jelas apakah Breivik akan diberikan kesempatan untuk membuat pernyataan pada hari Jumat besok.
Selama persidangan yang berlangsung 10 pekan, pengadilan takut memberikan kesempatan Breivik bicara sehingga ia dapat mengoceh tentang ideologinya yang anti-Islam dan anti-multikultural. Namun di beberapa kesempatan Breivik diberi waktu berbicara agak lama.
Pada 22 Juli 2011 Breivik meledakkan bom mobil di kawasan gedung pemrintahan di ibukota Oslo. Delapan orang tewas dalam kejadiaan itu. Segera setelahnya, Breivik bergegas menuju Pulau Utoeya di sebelah barat laut Oslo, di mana selama satu jam pemuda Kristen anggota Freemasonry itu menembaki para pemuda Partai Buruh yang sedang melakukan kemah musim panas. Sebanyak 69 orang tewas dalam aksi brutal itu dan lainnya luka-luka.
Di persidangan Breivik mengakui secara sadar melakukan pembantaian tersebut dan bersikukuh menyatakan bahwa ia tidak gila. Namun sidang kasusnya justru lebih memusatkan perhatian pada kondisi mental pemuda Kristen pengidap Islamophobia itu, apakah ia gila atau tidak.
Knights Templar
Seorang pengacara Breivik lainnya, Tord Jordet, kepada tabloid Verdens Gang mengatakan bahwa kliennya sedang mengerjakan semacam otobiografi. Isinya antara lain penjelasan rinci tentang bagaimana Breivik mempersiapkan serangan brutal, serta hubungannya dengan organisasi rahasia Knights Templar.
Buku itu akan memfokuskan pada kehidupan Breivik tahun 2002, di saat ia memulai peperangan sucinya sebagai prajurit Kristen anggota Ksatria Templar.
Organisasi yang terkait dengan Freemasonry dan sejarah Perang Salib itu keberadaannya belum dapat diungkap oleh polisi. Namun, menurut Breivik organisasi itu memang ada dan didirikan di London.*