Hidayatullah.com—Paulo Gabriele kepala pelayan Paus Benediktus XVI hari Sabtu (29/9/2012) disidang di Roma, Italia, dalam kasus pencurian dan pembocoran dokumen rahasia milik Tahta Suci Vatikan.
Gabriele yang tugas hariannya sebagai kepala pelayan adalah membantu menyiapkan makan dan pakaian Paus, ditangkap aparat pada bulan Mei kemarin, setelah polisi menemukan dokumen rahasia Vatikan di kediamannya.
Gabriele mengaku kepada polisi bahwa dia melihat ada kejahatan dan korupsi di seluruh lembaga keagamaan Katolik itu dan ingin membantu membongkarnya, dengan cara meneruskan informasi rahasia itu ke media. Baca berita sebelumnya: “Sidang Vatileaks pembantu Paus segera dimulai”.
Dokumen-dokumen itu menunjukkan adanya pertarungan kekuasaan di lingkungan gereja tertinggi Katolik itu.
Sebuah majelis terdiri dari tiga hakim akan menentukan nasib pria bekas kepala pelayan Paus Benediktus XVI itu. Gabriele terancam hukuman empat tahun penjara. Namun, masih ada harapan bebas jika Tahta Suci Vatikan memaafkannya, lansir Euronews.
Menanggapi persidangan itu suster Katolik Noemi mengatakan, “Tentu saja setiap orang ingin keadilan ditegakkan, berdasarkan perasaan manusia. Saya bukan Tuhan, saya tidak bisa menghakiminya, maka saya bersikap menepi dari isu ini. Semoga keinginan Tuhan terlaksana.”
“Vatikan adalah lingkungan yang sangat tertutup. Sangat sulit bagi orang untuk menduganya. Saya tidak yakin apa yang muncul di media menggambarkan apa yang sebenarnya, terkait masalah itu,” kata Andrea Sperta, seorang penduduk Roma, dikutip Euronews.
Sementara seorang warga Roma lain berharap kasus ini akan menjadikan Gereja Katolik lebih terbuka, lebih transparan tentang apa yang terjadi di lingkungan para petinggi gereja.
Seorang pakar komputer Vatikan juga didakwa membantu terjadinya tindak pencurian oleh kepala pelayan Paus Benediktus XVI itu.*