Hidayatullah.com—Warga Maroko hari Rabu (3/10/2012) bersuara menentang kedatangan “kapal aborsi” asal negara Belanda, yang akan memberikan pelayanan aborsi kepada para wanita di negara Muslim di Afrika Utara itu, lansir AFP.
“Undang-undang Maroko melarang aborsi. Identitas relijius Maroko juga melarangnya, demikian pula Islam. Jadi, pemerintah tidak boleh membiarkan kapal ini datang ke Maroko,” kata pengacara Abdulmalik Zaza sebagaimana dikutip koran partai berkuasa Al Tajdid.
Shafik Chraibi, aktivis yang berusaha melegalkan aborsi di Maroko, juga ikut menentag ke datangan kapal aborsi Belanda itu.
“Benar bahwa inisiatif itu merupakan simbol pembelaan terhadap hak perempuan untuk melakukan aborsi,” kata Chraibi kepada koran independen Le Soir.
“Tetapi melakukan aborsi di laut, di perairan internasional, bagi saya itu seperti mengebiri hukum dan sesuatu yang tersembunyi,” tegas Chraibi.
Organisasi nirlaba asal Belanda Women on Waves penyelenggara aksi aborsi itu mengatakan, kapal mereka akan tiba di Smir, utara Maroko sekitar 40 kilometer arah timur Tangier pada hari Kamis siang.
Organisasi Belanda itu mengatakan, tujuan dari kunjungan itu adalah untuk melakukan aborsi pada wanita dengan “cara yang legal dan aman” atas kandungan berusia di bawah 6,5 minggu, di negara di mana aborsi dianggap ilegal dan tabu.
Women on Waves juga mengaku akan membuka jalur telepon khusus untuk memberikan informasi tentang aborsi medis yang aman dan dapat dilakukan di rumah.
Dokter Rebecca Gomperts pendiri Women on Waves mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 600-800 wanita Maroko melakukan aborsi setiap hari.
“Masalahnya, hanya sekitar 200 kasus aborsi yang dilakukan secara benar, oleh wanita yang memiliki uang,” kata Gomperts, seraya menambahkan bahwa sisanya melakukan aborsi dengan cara yang berbahaya karena tidak punya uang. Akibatnya, rata-rata 78 wanita Maroko meninggal dunia setiap tahun akibat aborsi, kata Gomperts yang mengaku mengutip data dari badan kesehatan dunia WHO.
Namun angka yang dikemukakan Gomperts itu dibantah oleh kelompok pendukung kehidupan di Maroko, yang mempertanyakan motif dari organisasi pemuda Maroko Gerakan Alternatif untuk Kebebasan Individu (MALI) yang membantu penyelenggaraan kegiatan aborsi oleh Women on Waves itu.
“Angka aborsi itu tidak benar,” kata Hannan Idrissi, seorang anggota kelompok pendukung kehidupan sebagaimana dikutip Al Tajdid.
“Gerakan MALI, yang mengundang kapal itu, di kalangan masyarakat di kenal tidak menghormati etika dan martabat,” imbuhnya.*