Hidayatullah.com–Yaman hari senin (8/9/2014) mencopot kepala pasukan polisi khususnya, sehari setelah terjadi bentrokan ketika aparat keamanan berusaha membubarkan demonstran pemberontak Syiah yang memblokir jalan raya bandara di ibukota Sanaa.
Jenderal Fadl Al-Qawsi digantikan oleh Jenderal Muhammad Al-Ghadra, kata peorang pejabat yang dekat dengan kementerian dalam negeri kepada AFP.
Namun, alasan pencopotan Qawsi tidak dijelaskan.
Kelompok pemberontak Syiah suku Houthi, yang juga dikenal dengan nama Ansarullah, mengatakan bahwa satu orang demonstrannya tewas dan sejumlah lainnya terluka tembak saat polisi melemparkan gas air mata dan water cannon ke arah demonstran pada hari Ahad (7/9/2014).
AFP tidak bisa mengkonfirmasi klaim Syiah soal jumlah korban itu dari sumber-sumber independen.
Unit pasukan khusus, yang sebelumnya dikenal sebagai pasukan keamanan pusat, merupakan pasukan yang loyal kepada Ali Abdullah Saleh yang turun dari jabatan presiden pada Februari 2012 menyusul aksi protes menentang pemerintahannya.
Selama ini para pemberontak Syiah Houthi selalu menuntut pemerintah mundur dan menudingnya melakukan korupsi. Warga Syiah juga menuntut lebih banyak kekuasaan di lembaga-lembaga pemerintahan.
Hari Senin demonstran Syiah Houthi memblokir jalan menuju bandara dan kerumunan mereka terus bertambah banyak hingga mendekati kantor kementerian dalam negeri.
Demonstran mendirikan tenda-tenda baru menghalangi akses ke kementerian kelistrikan dan telekomunikasi di jalan raya bandara, di mana mereka sudah berkumpul di sana selama berminggu-minggu.
Kedua kantor kementerian itu ditutup hari Senin.
“Para penjahat ini memblokir akses ke kementerian kelistrikan dan telekomunikasi dan memaksa para pegawainya pergi,” kata jurubicara Komite Keamanan Tertinggi dalam pernyataannya kepada kantor berita pemerintah Saba.
Pemberontak Syiah Houthi di sekitar Sanaa hari Senin juga menghalangi kendaraan-kendaraan pemerintah memasuki kan meninggalkan ibukota, kata sejumlah saksi kepada AFP.
Pemimpin pemberontak Syiah Houthi katanya akan menyampaikan pidato hari itu di hadapan para pengikutnya.
Sejauh ini Ansarullah menolak keputusan Presiden Abdurabuh Mansur Hadi yang akan menunjukkan perdana menteri baru dan mengurangi kenaikan harga bahan bakar minyak.
Para analis mengatakan pemberontak Syiah Houthi berusaha untuk menjadikan diri mereka sebagai kekuatan politik yang dominan di daerah dataran tinggi di utara Yaman di mana kebanyakan warga Syaiah tinggal.*