Hidayatullah.com–Rusia meluncurkan sikap keras terhadap perokok pada Selasa (16/10/2012) dengan merumuskan rancangan undang-undang akan melarang iklan tembakau dan menaikkan pajak rokok guna membantu mengatasi krisis kesehatan masyarakat di negara yang menjadi pasar tembakau kedua terbesar di dunia setelah China.
Perdana Menteri Dmitry Medvedev mengatakan pada satu blog video yang memiliki pengikut 44 juta orang Rusia, hampir satu dari tiga, yang kecanduan merokok, dan hampir 400.000 meninggal setiap tahun yang penyebabnya berhubungan dengan merokok.
Dirancang oleh Kementerian Kesehatan, iklan rokok –sekarang hanya diperbolehkan di beberapa media cetak– akan dilarang, pajak penjualan rokok ditingkatkan, dan merokok di kafe dan ruang publik lainnya dilarang.
RUU ini diharapkan akan diserahkan kepada parlemen untuk disetujui dalam beberapa hari mendatang.
“Setiap tahun (setara dengan), satu kota besar menghilang,” kata Medvedev, yang mengacu pada jumlah orang yang meninggal akibat merokok. “Pemerintah telah mengadopsi strategi anti-tembakau dan hari ini kita mulai melakukannya,”ucapnya, diberitakan Reuters dan dilansir The Straits Times
Kebiasaan menyalakan rokok di Rusia, menjadikan udara di bar, kedai kopi, dan tangga, kental dengan asap. Hal ini didorong oleh harga rokok yang murah. Satu pak harganya sekitar 50-60 rubel (kurang dari Rp 18.000).
Presiden Vladimir Putin yang bukan perokok telah menegur para menteri yang merokok. Beberapa pejabat top, seperti Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, adalah perokok berat.
Namun demikian beberapa orang di jalan-jalan Moskow yang ditanyai meragukan rencana tindakan pemerintah tersebut dan menganggap tidak akan memiliki efek apapun. “Orang-orang akan tetap merokok, tidak peduli apa pun. Ini Rusia, bung,” kata Viktor, seorang salesman yang tidak mau menyebutkan nama keluarganya.
Pemerintah berharap undang-undang tersebut akan membantu meningkatkan harapan hidup, yang mana 62 orang pria dan 74 orang wanita pada tahun 2009, masih rendah menurut standar negara-negara berpenghasilan menengah.*