Hidayatullah.com—Warga Amerika asal Iran Manssor Arbabsiar hari Rabu (17/10/2012) mengaku bersalah bersama-sama pihak militer Iran merencanakan pembunuhan atas duta besar Saudi untuk Amerika Serikat, lansir Al Arabiya.
Muncul di pengadilan federal di New York tempat di mana ia disidang sejak Januari kemarin, warga AS asal Iran itu mengaku bersalah di depan hakim. Atas pengakuannya, Arbabsiar terancam hukuman 25 tahun penjara yang akan ditetapkan pada 23 Januari mendatang.
Hakim John Keenan bertanya kepada Arbabsiar, “Apakah benar pada sekitar musim semi 2011 sampai musim gugur 2011 Anda dan teman konspirator Anda …yang merupakan anggota militer Iran, sepakat untuk melakukan pembunuhan atas duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat?”
“Ya,” jawab Arbabsiar, mengakui tiga dakwaan yang dikenai atasnya.
Arbabsiar ditangkap di Bandara Internasional John F Kennedy New York pada September 2011. Dia dituduh merencanakan pembunuhan bersama dengan Gholam Shakuri, seorang anggota senior pasukan elit Quds dari Garda Revolusi Iran, yang kini masih buron.
Arbabsiar menjelaskan, pertama mereka berusaha menyewa seorang penyalur narkoba asal Meksiko dengan bayaran USD 1,5 juta. Namun kemudian rencana berubah, yaitu akan membunuh dubes Saudi tersebut lewat ledakan di restoran langganannya di Washington.
Arbabsiar lalu membayar orang itu USD100.000 sebagai uang muka agar bisa terhubungan dengan AS. Keduanya tidak tahu bahwa orang itu sebenarnya bekerja untuk pemerintah AS.
“Di Meksiko kami menyewa seorang yang dipanggil ‘Junior’ yang ternyata agen FBI,” kata Arbabsiar.
Namun Drug Enforcement Administration (DEA), lembaga AS yang mengurus masalah kejahatan narkoba, mengatakan Junior sebenarnya informan mereka dan bukan orang FBI.
Arbabsiar, mantan sales mobil di Texas, terlihat gugup saat menjawab pertanyaan selama sidang.
Saat ditanya berapa usianya dia terlihat bingung. “58, saya kira.”
Ketika ditekan hakim untuk menegaskan pengakuannya atas rencana pembunuhan diplomat Saudi itu dia berkata, “Tidak. Ya,ya.”
Sepanjang sidang Arbabsiar menampakkan raut wajah berganti-ganti. Kadang ia kelihatan khawatir, kadang dia memandang sekeliling sambil tersenyum, termasuk kepada para agen AS dan jaksa penuntut.
Iran berulang kali membantah keterlibatan personel pasukan khusus Quds dari Garda Revolusi Iran dalam rencana pembunuhan pejabat utusan Arab Saudi untuk Washington itu.
Pada bulan Nopember tahun lalu, Majelis Umum PBB mendesak Iran agar bekerjasama dengan pihak berwenang AS dalam penyelidikan kasus tersebut.*