Hidayatullah.com—Perdana Menteri oposisi Suriah yang baru terpilih Ghassan Hitto disebut oleh duta besar Amerika Serikat untuk Suriah yang baru, Robert Ford, “lebih seperti orang Texas ketimbang orang Al-Ikhwan al-Muslimun.” Hal itu dikatakan Ford dihadapan para anggota parlemen AS hari Rabu (20/3/2013), lansir AFP.
Berusaha menghapus kekhawatiran parlemen AS saat dengar pendapat dengan Komite Urusan Luar Negeri, Ford menegaskan bahwa Hitto, yang menang tipis dalam pemilihan perdana menteri oposisi Suriah pekan ini, “bukan seorang ekstrimis agama – jauh dari itu.”
“Saya bertemu dengannya dua kali … jujur, dia mengejutkan saya sebab lebih kelihatan sebagai orang Texas daripada Al-Ikhwan al-Muslimun,” kata Ford tentang Hitto, seorang eksekutif bidang teknologi informasi yang sudah tinggal di negara bagian Texas, sebelah baratdaya wilayah AS, selama puluhan tahun.
“Saya tidak tahu afiliasi politiknya. Tetapi saya tahu bahwa dia juga memiliki pandangan toleran dari masyarakat Suriah,” kata Ford menekankan.
“Dia, sebagai pengorbanan pribadinya, telah pergi untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan di Suriah. Dia [padahal] tidak mesti melakukan hal itu,” puji Ford.
Hitto diperkirakan akan membentuk kabinet teknokrat yang memerintah di wilayah Suriah yang telah dikuasai tentara oposisi.
Pemilihan Hitto sebagai perdana menteri oposisi Suriah tidak berjalan mulus, karena ditentang sejumlah faksi dalam oposisi yang tergabung di Dewan Nasional Suriah (SNC). Hari Rabu (20/3/2013), sedikitnya 12 anggota SNC menyatakan menghentikan sementara keanggotaannya dalam koalisi oposisi, yang mendapatkan pengakuan negara-negara Barat dan Liga Arab itu, sebagai protes atas pengangkatan Hitto dengan cara pemungutan suara terbanyak.
“Koalisi adalah lembaga non-pemilihan, dan oleh karenanya tidak punya hak untuk memilih perdana menteri lewat pemungutan suara mayoritas. Seharusnya dilakukan lewat konsensus,” kata Kamal Labwani, anggota SNC yang menyimpang dari keputusan oposisi kepada AFP di Istanbul, Turki.
Hitto terpilih menjadi perdana menteri dalam pemungutan suara yang digelar hari Selasa (19/3/2103). Sejumlah anggota yang menentang pemilihan itu memilih melangkah keluar dari pertemuan. Baca berita sebelumnya: Warga Amerika Jadi Perdana Menteri Oposisi Suriah.
Amerika Serikat di belakang layar bekerja keras untuk membentuk oposisi Suriah sebagai lembaga representatif yang bisa menggantikan rezim Bashar al-Assad setelah ditumbangkan.
Di hadapan parlemen AS, Ford menekankan bahwa penunjukan Hitto sebagai perdana menteri adalah sebagai tahap sementara sebelum sebuah pemerintahan transisi Suriah dibentuk.
“Kami memandang ini sebagai langkah sementara guna membantu menyediakan hal-hal yang diperlukan, untuk membantu penyediaan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah Suriah yang sudah dibebaskan dari kontrol rezim, dan begitulah dia (Hitto-red) mendefinisikan perannya,” jelas Ford.
Perlu diketahui bahwa Amerika Serikat dan negara-negara Barat sekutunya, selalu menyebut semua bentuk dukungan yang diberikannya kepada oposisi Suriah -baik politis maupun materi- sebagai “bantuan kemanusiaan”.*