Hidayatullah.com—Rencana militer Amerika Serikat untuk mengirimkan ratusan mata-mata tambahan ke luar negeri merupakan bagian dari rencara ambisius untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat jumlah mata-mata Washington yang beroperasi di negara asing.
Defense Intelligence Agency (DIA), unit intelijen militer Pentagon, menarget rekruitmen 1.600 mata-mata baru untuk menambah mata-mata yang saat ini sudah tersebar di berbagai negara yang berjumlah ratusan, lapor Washington Post, Ahad (2/12/2012).
Menurut seorang mantan pejabat senior militer AS yang tidak disebutkan namanya, penambahan jumlah mata-mata itu akan menciptakan jaringan intelijen baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Setelah penarikan pasukan dari Iraq dan Afghanistan, pemerintah Washington berupaya mengubah fokus kerja DIA dari yang semula menjadi mata-mata di medan tempur, menjadi mata-mata untuk menjaring informasi mengenai kelompok-kelompok Islam seperti di Afrika, perdagangan senjata Korea Utara dan perkembangan militer China.
“Begitulah sifat dunia tempat kita berada, kata mantan pejabat senior itu yang terlibat dalam banyak perubahan di DIA. “Kita sedang melakukan perubahan jangka panjang, sebelum akhirnya semuanya mapan.”
Mata-mata baru akan ditempatkan di atase militer di kedutaan-kedutaan AS dan sebagaian lainnya bekerja dengan tanpa penyamaran. Namun sejumlah pejabat kepada Washington Post mengatakan bahwa mata-mata AS generasi baru itu akan melaporkan hasil pekerjaannya kepada Departemen Pertahanan AS alias Pentagon.
Rencana penambahan jumlah mata-mata yang beroperasi di luar negeri itu tidak menghadapi penentangan di Washington. Sementara para pengkritik menilai keputusan itu sangat bermurah hati kepada CIA, badan intelijen AS yang menangani operasi intelijen di luar negeri yang sedang dalam sorotan karena operasinya –terutama di Afghanistan dan Pakistan– banyak merenggut nyawa warga sipil.
Sejak peristiwa 9/11, CIA menambah jumlah personel mata-matanya, yang semula hanya sekitar 300 orang, kini membengkak menjadi lebih dari 2.000 orang.*