Hidayatullah.com—Serangan terhadap rumah-rumah sakit sejak pecah perang di Suriah lima tahun silam telah menyebabkan lebih dari 700 dokter dan tenaga medis terbunuh, banyak dari mereka tewas dalam serangan udara, kata tim investigasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Selasa (21/6/2016).
UN Commission of Inquiry on Syria juga mengecam pelanggaran yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata di Suriah serta kemungkinan kelompok pro Al-Qaidah merekrut anak-anak untuk ikut berperang, lapor AFP.
Ketua komisi itu, Paulo Pinheiro, mengatakan kepada UN Human Rights Council bahwa serangan udara yang menarget rumah sakit dan klinik di seluruh penjuru Suriah telah mengakibatkan kematian warga sipil dan juga tenaga medis.
“Lebih dari 700 dokter dan tenaga medis terbunuh dalam serangan-serangan atas rumah sakit sejak awal konflik,” kata Pinheiro.
Dalam kesempatan menyampaikan laporan terbaru timnya itu, Pinheiro juga mengecam serangan yang kerap terjadi atas infrastruktur yang penting bagi kehidupan warga sipil seperti pasar, sekolah dan toko makanan.
Sejak Maret 2011, konflik bersenjata di Suriah telah menewaskan lebih dari 280.000 orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi baik ke daerah lain di dalam negeri maupun ke negara asing di benua seberang.
Konflik berawal dari tindakan keras Presiden Bashar Al-Assad guna membungkam aksi protes warga yang menuntut perubahan di negeri itu.
Menurut Pinheiro, tim investigasinya menyelidiki perihal tuduhan bahwa Front Al-Nusra (Jabhat Al-Nusrah) dan kelompok-kelompok lain yang berafiliasi dengan Al-Qaidah merekrut anak-anak di bawah usia 15 tahun di Idlib.
Laporan pekan lalu tim investigasi itu mengingatkan akan bahaya kelompok ISIS yang disebutnya melakukan “genosida” terhadap komunitas Yazidi (orang Arab penganut Kristen) di Iraq dan Suriah.*