Hidayatullah.com—Ratusan warga Inggris melakukan demonstrasi di kafe-kafe Starbucks yang tersebar di seluruh penjuru negeri pada hari Sabtu (8/12/2012), menuding warung kopi asal Amerika Serikat itu mangkir pajak sehingga mengurangi pendapatan negara, lapor Reuters.
Sebagaimana diketahui, Inggris seperti sejumlah negara Eropa lainnya saat ini masih terlilit krisis anggaran dan terkena dampak finansial akibat melemahnya mata uang euro yang banyak digunakan di Eropa. Hal itu menyebabkan pemerintah melakukan kebijakan pengetatan anggaran dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja.
Di salah satu gerai kopi Starbucks, aktivis UK Uncut, gerakan anti-pengetatan anggaran Inggris, melakukan aksi duduk dengan menyanyikan slogan “Starbucks bayar pajakmu.” Mereka juga mendirikan tempat penitipan anak sebelum akhirnya dipindahkan polisi.
Menurut UK Uncut, demonstrasi digelar di 40 warung kopi Starbucks yang tersebar di berbagai wilayah Inggris, termasuk di Liverpool, Birmingham dan Cardiff. Demonstrasi digelar selama 2 hari setelah Starbucks mengatakan akan membayar 20 juta pound (US$32 juta) pajak perusahaan untuk dua tahun ke depan.
Pengumuman rencana pembayaran pajak itu dibuat setelah Starbucks mendapatkan kecaman di media dan parlemen, menyusul laporan Reuters yang mengatakan warung kopi itu tidak membayar pajak di Inggris selama lebih dari 3 tahun, padahal perusahaan tersebut mengatakan kepada investornya bahwa mereka memperoleh laba melimpah.
Menanggapi janji pembayaran pajak itu Rosie Rogers (26) aktivis UK Uncut mengatakan bahwa tawaran Starbucks tersebut hanyalah “sebuah pertunjukan humas yang besar,” sebuah janji manis belaka.
“Jika Starbucks, jika semua pelanggar pajak membayar kewajibannya, 25 milyar pound akan terkumpul untuk biaya pelayanan masyarakat dan memperkaya perekonomian kita,” katanya kepada Reuters di depan salah satu gerai Starbucks di London.
Di gerai Starbucks lain tidak jauh dari tempat itu, para wanita menyisipkan tubuh mereka ke dalam kantong tidur sebagai simbol transformasi gerai kopi itu menjadi kamp pengungsi wanita, sebuah layanan masyarakat yang menurut mereka ikut terkena dampak akibat pemotongan anggaran negara.
Sebelum UK Uncut melakukan demonstrasi, Starbucks secara langsung kepada pelanggannya mengumumkan akan membayar pajak perusahaan di Inggris.
Perusahaan itu mengaku selalu bertindak legal sejak mulai berjualan di Inggris tahun 1998 dan tidak menghindari pajak besar dari pemerintah. Meskipun melayani 2 juta pembeli di Inggris perminggu, Starbucks mengaku kesulitan membayar biaya sewa gerai yang terletak di lokasi-lokasi strategis, yang menurutnya mengurangi keuntungan perusahaan.
Sama seperti halnya Coca-Cola, warung kopi internasional Strarbucks merupakan pendukung zionisme dan menyisihkan labanya untuk disumbangkan ke negara Yahudi Israel. Starbucks masuk dalam daftar hitam gerakan BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) yang menentang penjajahan atas Palestina. Tidak hanya menyumbang untuk eksistensi negara Israel, Starbucks juga melayani para prajurit Amerika Serikat yang berperang di Iraq dan Afghanistan, sama seperti halnya Coca-Cola.*