Hidayatullah.com—Presiden Tunisia Moncef Marzuki hari Jumat (22/2/2013) menugaskan Menteri Dalam Negeri Ali Larayidh untuk membentuk pemerintahan baru setelah Perdana Meneri Hamadi Jibali mengundurkan diri karena gagal membentuk kabinet.
Jurubicara presiden Adnene Mancer mengatakan, Marzuki mengucapkan selamat dan sukses kepada Larayidh, serta akan menyerahkan surat resmi penunjukannya sebagai pengganti Jibali.
Berbeda dengan Jibali yang dipandang lebih moderat, Larayidh disebut-sebut sebagai orang dari sayap garis keras dalam Partai An-Nahda.
Jibali yang juga berasal dari Partai An-Nahda, mundur setelah usulannya membentuk kabinet teknokrat berisi orang-orang netral dan ahli dalam bidangnya ditolak oleh partainya sendiri pada hari Selasa lalu.
Perbedaan pendapat antara sikap partai dan Jibali dipandang sejumlah pihak sebagai tanda perpecahan dalam tubuh partai Islam itu, antara kelompok moderat dengan kelopok yang lebih keras.
Menyusul penunjukannya sebagai perdana menteri Tunisia yang baru, pada hari yang sama Larayidh mengumumkan penangkapan beberapa tersangka dalam kasus pembunuhan tokoh oposisi Syukri Belaid. Penyelidikan kasus pembunuhan itu sudah menampakkan kemajuan, katanya.
Belaid ditembak empat kali di depan rumahnya pada 6 Februari lalu, sehingga menyulut kemarahan massa, yang menuding pemerintah sebagai penyebab kematiannya. Baca juga berita sebelumnya: Sopir Bersikap Aneh Saat Tokoh Oposisi Tunisia Dibunuh.*