Hidayatullah.com—Hugo Chavez, presiden Venezuela yang penuh dengan kontroversi, meninggal dunia dalam usia 58 tahun karena sakit kanker yang dideritanya sejak lama.
Dilansir Euronews (6/3/2013) pemakaman secara kenegaraan untuk Hugo Chavez akan digelar pada Jumat besok. Wakil Presiden Nicolas Maduro menyatakan hari berkabung nasional selama sepekan.
“Pada pukul 4.25 sore ini, pada hari ke-5 bulan Maret, Komandan Presiden Hugo Chavez Frias meninggal dunia setelah berusaha keras melawan sakitnya selama hampir dua tahun,” kata Maduro dalam pidatonya kepada rakyat Venezuela yang disiarkan televisi.
Kawan dan lawan Chavez dari dalam dan negara tetangga menyampaikan penghormatan dan belasungkawa atas kepergian presiden yang dikenal dengan pernyataannya yang spontan dan keras saat berbicara itu.
Henrique Capriles tokoh oposisi yang kalah dari Chavez dalam pemilu belum lama ini berkata, “Lawan-lawan Presiden Hugo Chavez tidak pernah menjadi musuh. Ini adalah pesan penghormatan dan solidaritas.”
Pemimpin Bolivia Evo Morales mengatakan bahwa Chavez adalah “seorang saudara dalam solidaritas, seorang teman dalam revolusi, seorang Amerika Latin yang berjuang untuk negaranya dan untuk kebesaran bangsanya seperti halnya Simon Bolivar. Dia memberikan hidupnya untuk kemerdekaan rakyat Venezuela, seluruh negara Amerika Latin dan bagi semua anti-imperialisme di seluruh dunia.”
Meskipun berbeda ideologi, Presiden Brazil Dilma Roussef memuji Chavez, “Pemerintah Brazil tidak selalu setuju dengan politiknya, tetapi hari ini mengakui bahwa Chavez adalah seorang pemimpin besar.”
Dari Kolombia Presiden Juan Manuel Santos juga memberikan penghormatan kepada Chavez dengan mengatakan bahwa kepergiannya merupakan kehilangan pribadi dan juga politik.
“Ini merupakan kehilangan besar bagi rakyat Venezuela dan juga bagi kawasan ini – bagi Kolombia dan juga saya khususnya.”
Selama kepemimpinannya, meskipun kerap dianggap kontroversial, Chavez berhasil memperbaiki kehidupan rakyatnya. Warga Venezuela sehari-hari bisa membeli barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, dan kekayaan minyak negara sebesar mungkin manfaatnya dikembaikan kepada rakyat. Chavez juga tidak takut melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan yang dinilai penting bagi kemakmuran rakyat. Chavez, seorang sosialis, dikenal sebagai penentang keras kebijakan-kebijakan Amerika Serikat dan sekutunya.
Pembangunan yang dilakukan Chavez untuk rakyat dan negaranya diakui oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
“Sebagai seorang presiden Venezuela dia sudah memberikan kontribusi bagi pembangunan negaranya. … Saya ingin menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga dan rakyat serta pemerintah Venezuela atas kehilangan Presiden Chavez,” kata Ban Ki-moon.
Duta besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin menyatakan dengan jelas perasaannya. “Anda tahu, menurut saya ini sebuah tragedi. Dia, menurut saya, adalah seorang politisi besar bagi negaranya, bagi Amerika Latin dan bagi dunia dan tentu saja dia memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan dan hubungan antara Venezuela dengan Rusia. Jadi saya merasa sangat sedih akan hal itu. Terima kasih.”*