Hidayatullah.com–Presiden Mahmoud Abbas mengatakan dalam pidatonya di KTT Liga Arab di Doha bahwa Otoritas Palestina berusaha menerapkan keputusan PBB untuk mengakui negara Palestina.
Abbas memperingatkan tentang tindakan Zionis Israel di Yerusalem yang mencoba membuat kota Yahudi dan merusak situs Islam dan Kristen di sana. Dia juga menyerukan sikap umat Islam dan negara-negara Arab yang lebih kuat guna menentang upaya Israel tersebut.
Ia juga menyerukan media dan dukungan politik untuk “menyelamatkan” para tahanan Palestina. “Para tahanan menjadi sasaran pelanggaran berbahaya, terutama mereka yang mogok makan,” katanya, dilansir Ma’an News Agency, Selasa (26/03/2013) malam.
“Ini tugas kita untuk mengupayakan membebaskan mereka dan menyelamatkan nyawa mereka.”
Abbas menyatakan bahwa rakyat Palestina sedang dihukum secara kolektif sejak September 2011, karena mereka memilih jalur ke PBB untuk mendapatkan status kenegaraan.
Dia menyatakan, harus pergi ke PBB dengan tujuan melindungi hak-hak Palestina dalam memiliki negara dengan batas-batas 1967 dan menolak batas-batas tersebut masih dalam sengketa. Semua daerah di perbatasan tahun 1967 adalah wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem, sehingga harus dikembalikan.
Abbas mengatakan bahwa penahanan pajak Otoritas Palestina oleh Israel telah menyebabkan defisit anggaran, termasuk kegagalan dalam membayar gaji karyawan. Dia meminta negara-negara Arab mendukung rakyat Palestina sampai Palestina dapat berdiri sendiri.
Dia mendesak negara-negara Arab memberikan berkontribusi dana untuk mendukung Palestina di Yerusalem yang telah dimulai berdasarkan inisiatif Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani.
Presiden menambahkan bahwa Otoritas Palestina telah berkomitmen untuk bertanggung jawabnya atas persoalan-persoalan politik di Gaza dan terus membayar gaji dan pelayanan di Gaza sebanyak 130 juta dolar.
Abbas juga menyambut baik ajakan Emir Qatar untuk menyelenggarakan pertemuan kecil yang dipimpin oleh Mesir guna membantu rekonsiliasi.*