Hidayatullah.com—Universitas Aleppo, Suriah, mencopot gelar doktor kehormatan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, karena pernyataannya yang mendukung oposisi Suriah dan menindak tegas pengunjuk rasa di Turki, lapor kantor berita pemerintah Suriah Selasa (17/7/2013) dilansir AFP.
Kantor berita SANA mengatakan, Erdogan dicopot gelarnya karena “makarnya terhadap rakyat Suriah” dan menggunakan kekerasan untuk menghadapi pengunjuk rasa penentang pemerintah di Turki.
Hubungan Suriah-Turki memburuk seiring dengan konflik sejak rakyat Suriah melakukan unjuk rasa atas rezim Bashar al-Assad Maret 2011, dan Erdogan menjadi salah satu pengkritik Assad yang paling vokal.
Saat ini Turki menampung lebih dari 400.000 pengungsi dari Suriah dan menjadi tempat persinggahan para pejabat sipil dan militer yang membelot.
Di dalam negeri, Erdogan menghadapi demonstrasi massa yang berawal dari protes sekelompok orang atas rencana perubahan Taman Gezi dari ruang hijau publik menjadi pusat perbelanjaan. Namun kemudian unjuk rasa itu ditunggangi berbagai kelompok kepentingan, terutama dari kelompok liberal dan sekuler, yang menggugat pemerintahan Erdogan yang berasal dari partai Islam.*