Hidayatullah.com—Akhirnya, pada hari Selasa (23/07/2013), pemerintah Myanmar sepakat membebaskan sekitar 70 tahanan politik. Sebelumnya, Presiden Myanmar, Thein Sein, telah berjanji untuk membebaskan semua tahanan pada akhir tahun ini. Burma (Myanmar) telah membebaskan banyak tahanan politik untuk mempromosikan rekonsiliasi nasional.
Seorang pejabat senior di Peace Center Myanmar, Hla Maung Shwe mengatakan Presiden Thein Sein sudah menandatangani surat pengampunan atau amnesty untuk membebaskan 70 tahanan politik di seluruh Myanmar dan sejumlah tahanan yang sudah lebih dahulu dibebaskan.
“Presiden telah menandatangani amnesti bagi sekitar 70 tahanan politik di seluruh negeri,” kata Hla Maung Shwe, dikutip AFP.
Beberapa dari tahanan politik yang dibebaskan termasuk pemberontak dari etnis minoritas dari Utara Negara Bagian Kachin, kawasan di mana pemerintah tengah mengupayakan perjanjian gencatan senjata.
Pekan lalu, Presiden Thein Sein mengatakan “tidak akan ada tahanan hati nurani di Myanmar” dalam pidatonya di London dalam lawatannya ke Eropa dikutip ABC.
Kebijakan ini merupakan tindakan reformasi dari mantan Jenderal, yang telah mengupayakan sejumlah perubahan besar sejak berakhirnya kekuasaan junta militer pada tahun 2011.
Kelompok HAM dan data pemerintah memastikan ada sekitar 150 tahanan politik di penjara-penjara Myanmar.
Para aktivis menyambut gembira pembebasan ini, tapi tetap menyuarakan keprihatinan atas penangkapan baru yang terjadi di Myanmar.*