Hidayatullah.com—Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan pembatalannya menghadiri pertemuan anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New Yok, setelah mendapatkan informasi tentang bahaya yang mengancam dirinya.
Maduro, yang baru saja kembali dari China, saat beristirahat sejenak di Vancouver, Kanada, menerima informasi intelijen yang menyebutkan tentang adanya “dua provokasi serius”, sehingga mendorongnya untuk tidak menghadiri pertemuan PBB.
“Ketika saya sampai di Vancouver saya mengevaluasi informasi intelejen yang kami terima dari beberapa sumber. Kemudian saya memutuskan, dari sana [Vancouver] untuk lanjut kembali ke Caracas dan membatalkan perjalanan ke New York, dengan tujuan utama: melindungi keutuhan fisik saya, melindungi nyawa saya,” kata Maduro kepada media setempat, dikutip Aljazeera Jumat (26/9/2013).
Menurut Maduro, bahaya yang mengancam dirinya antara lain serangan fisik dan kemungkinan kekerasan di New York.
Venezuela merupakan sekutu dekat Kuba, negara komunis yang menjadi musuh Amerika Serikat.
Sebelumnya pada bulan September ini, Maduro menuding Gedung Putih terlibat makar untuk menggulingkan pemerintahannya dengan menyabotase jalur suplai makanan, listrik dan minyak.
Sebagaimana diketahui, belum lama ini Venezuela tiba-tiba mengalami listrik padam di sebagian besar wilayahnya.
Pendahulu Maduro, mendiang Hugo Chavez, juga kerap menyuarakan makar Amerika Serikat yang berusaha menggulingkan pemerintahan dan membunuh dirinya.*