Hidayatullah.com—Petir menyambar ‘Cristo Redentor’ atau Kristus Sang Penebus di kota Rio de Jainero, Brazil sehingga bagian kepala dan tangan kanannya rusak.
Walaupun tidak menimbulkan kerusakan parah pada monumen raksasa itu, sebagian penduduk lokal percaya bahwa sambaran petir ke arah patung Kristus tersebut merupakan “jawaban alam” atas masalah polusi yang meningkat.
Namun, seorang warga lainnya tidak sependapat dengan kepercayaan tersebut.
“Yang terjadi itu peristiwa alam. Fisika, saya melihatnya itu hanya sebagai fisika,” ujar Rodrigo Carvalho. Menurutnya, bangunan patung yang sangat tinggi itu memiliki daya tarik listrik terutama di saat banyak petir sehingga mudah tersambar.
“Menurut saya tidak ada yang aneh dalam hal ini atau bahwa itu merupakan perkara supernatural,” katanya dikutip Euronews Selasa (22/1/2014).
Dilansir Huffington Post, menurut keterangan para pejabat jempol tangan kanan patung itu gempil, diperkirakan akibat sambaran petir pada hari Kamis (16/1/2014). Sedangkan jari tengah tangan kanannya cacat akibat dihantam petir bulan Desember lalu.
Romo Omar Raposo dari keuskupan Rio kepada Globo Radio mengatakan perbaikan akan segera dilakukan.
Menurut Euronews renovasi akan dimulai bulan depan. Para insinyur mengatakan akan menambah tiang penangkal petir agar patung tidak lagi disambar geledek, tak peduli apakah sambaran petir itu merupakan pesan dari “Ibu Alam” atau bukan.
Berdiri di puncak kawasan Taman Nasional Hutan Tijuca di Pegunungan Corcovado, ‘Christ the Reedemer’ setinggi 30 meter itu memandang ke arah kota Rio de Jainero sambil mengembangkan kedua tangannya selebar 28 meter di atas pijakan setinggi 8 meter. Patung lambang kepercayaan Kristen negara Brazil itu dibangun antara tahun 1922 hingga 1931 dan menjadi salah satu 7 keajaiban dunia baru pada 2007.
Pada tahun 2010, Kristus Sang Penebus menjalani renovasi wajah dan tangan senilai US$4 juta untuk memperbaiki penampilannya.*